Kantong Berita, TAPTENG-Andrian Sinaga (16) pelajar yang menjadi korban begal/perampasan saat berjualan madu di jalan Sibolga-Tarutung Km.17 Desa Rampah, Kecamatan Sitahuis Tapteng, kini kondisinya sudah mulai membaik setelah menjalani operasi pada luka sabetan benda tajam di tangan dan wajahnya.
Ditemui di ruang rawat anak Rumah Sakit DR FL Tobing Sibolga, Rabu (12/7/2023), Andrian sudah sadarkan diri pasca operasi. Namun pelajar kelas IX SMA tersebut masih belum dapat diajak berbicara, karena perban yang masih membalut bekas operasi pada luka disekitar mulutnya.
Sekilas, ayah korban, Andes Sinaga (49) dengan wajah dibalut kesedihan menyebut kalau kejadian yang menimpa anak ke 4 nya tersebut merupakan cobaan yang tak dapat di hindari.
Kesedihan yang paling mendalam dirasakan Andes, karena kejadian tersebut terjadi berselang 5 menit setelah dia dan istrinya boru Sitanggang meninggalkan korban di pondok dagangan madunya.
Saat itu kata ayah 6 anak ini mencoba bercerita, istrinya minta diantarkan ke rumah, yang jaraknya sekitar 3 Km dari lokasi kejadian, karena ingin menghadiri kegiatan PKK Desa Rampah.
“Begitulah dulu, sudah nasib anakku ini harus terjadi padanya kejadian seperti ini. Padahal, baru 5 menit kami tinggalkan dia. Sebelumnya, samanya kami di pondok itu. Kebetulan mamaknya mau acara PKK. Mau ngantar mamaknya aku ke rumah,” kata Andes dengan wajah sedih mengingat kejadian tersebut.
Dia juga menceritakan bagaimana perjuangan korban mempertahankan Handphone miliknya dari para pembegal.
Karena tak ingin kehilangan HP yang baru dibeli ibunya beberapa hari sebelum kejadian, korban berusaha merampas kembali HP tersebut dari tangan pembegal yang sudah berada di atas sepeda motor, hingga membuat pembegal terjatuh.
Pergulatan Andrian mempertahankan HP miliknya dari pembegal terjadi hingga 500 meter dari pondok dagangannya. Hingga akhirnya Andrian harus pasrah kehilangan HPnya, setelah tangan dan wajahnya di sabet senjata tajam oleh pelaku.
Dengan kondisi berlumuran darah, Andrian masih sempat berlari minta tolong ke rumah warga sekitar.
“Baru saya beli HP nya itu, yang murah-murahnya, satu juta tiga ratus tiga puluh ribu. Mungkin karena merasa takut, nanti marah mamakku kalau HPku ini hilang, makanya terus dia pertahankan, sampai jatuh pelaku itu ditariknya dari kreta. Setelah luka dia, pergilah dia minta tolong ke rumah warga,” kata ibu korban menimpali cerita suaminya Andes sembari mengaku miris mendengar informasi kalau HP milik anaknya tersebut hanya laku dijual sebesar Rp200 ribu oleh kedua pelaku
Boru Sitanggang juga mengaku sempat pingsan, karena tak kuat melihat darah pada leher anaknya. Dia mengira, leher anaknya telah digorok oleh pelaku.
“Jadi, gak tahu lagi apa kejadian setelah itu. Karena, kulihat ada darah dilehernya, kukira yang digorok, makanya aku pingsan gak tahan melihatnya,” tukasnya.
Dari pengakuan korban kepada kedua orangtuanya, senjata tajam yang digunakan pelaku untuk melukainya adalah pisau, bukan pecahan kaca seperti pengakuan pelaku di kantor Polisi.
“Pakai pisaunya katanya, bukan kaca. Tapi pelaku bilang di kantor polisi, kaca,” ketus Boru Sitanggang diamini Andes, suaminya.
Diberitakan sebelumnya, Seorang pelajar menjadi korban pembegalan di jalan Sibolga-Tarutung Km.17 Desa Rampa, Kecamatan Sitahuis Tapteng, Selasa (11/7/2023) sekira pukul 13.00 WIB.
Korban yang diketahui bernama Andrian Sinaga (16) yang masih duduk di bangku SMA kelas IX tersebut mengalami luka robek pada tangan dan wajah akibat sabetan benda tajam pelaku.
Tak butuh waktu lama pasca kejadian, tepatnya sekira pukul 19.00 WIB, 2 pelaku yakni AH dan AY berhasil diamankan oleh Satreskrim Polres Tapteng dari kediamannya di Lingkungan I Kalangan Julu Kelurahan Aek Tolang Induk Kecamatan Pandan Tapteng. (red)