Kantong Berita, SIBOLGA-Seorang pria di daerah Kelurahan Simaremare, Kecamatan Sibolga Utara, Kota Sibolga, Sumatera Utara dituduh telah melakukan perbuatan zinah kepada ibu kandungnya.
Akibatnya, warga menghakimi pria berinisial ES alias Zbn (40) dan ibunya NH (62), yang sudah janda, dengan cara melempari rumah mereka dengan batu.
Tak hanya itu, warga juga melaporkan kejadian tersebut ke Kantor Lurah dan menyebut ada rekaman video perbuatan tersebut.
Melalui Kepling lingkungan tempat tinggalnya, ES pun diusir dari rumahnya.
Sedih dengan tuduhan tersebut, ES pun bersumpah tidak melakukan perbuatan zinah tersebut.
Diceritakannya, kejadian tersebut bermula saat ibunya NH meminta ES untuk mengurutnya di ruang tamu, Sabtu (25/4) sekira pukul 23.45.
Diakuinya, saat diurut, ibunya mengenakan baju pada bagian atas. Sementara, bagian bawah mengenakan sarung.
Sebagai seorang anak kandung, dia mengaku tidak punya nafsu sedikitpun terhadap ibunya.
“Bersumpah demi Tuhan, lagi puasa aku, gak mungkin kubegitukan ibuku. Aku sayang sama ibuku. Ku urut ibuku dengan parem, memang dari belakang. Memang ibuku saat itu pakai sarung dibawah, pakai baju diatas. Waktu ngurut, sarungnya saja diturunkan, gak ikut celana dalamnya, kuurutlah kakinya. Kalau bagian atasnya, digulung aja bajunya, gak bertelanjang,” kata ES menceritakan kejadian tersebut sambil memperagakan caranya mengurut ibunya, Kamis (30/4).
Usai mengurut ibunya lanjut ES bercerita, gantian ibunya yang mengurut ES. Dia juga mengaku, saat diurut, ES hanya menggunakan celan dalam.
“Disuruh aku telungkup, pakai celana dalam. Digosok ibuku lah Paremnya ke punggungku,” ungkapnya.
Kemudian, ES masuk ke kamar. Sementara ibunya masih tidur-tiduran di ruang tamu.
“Masuk aku ke kamar, kuhidupkan lampu, kuhidupkan kipas. Ibuku masih di luar, kulihat belum tidur. Tapi, sebentar lagi kulihat dia sudah tidur,” tukasnya.
Awalnya, ES tidak tahu kalau dia dan ibunya sudah menjadi bahan perbincangan di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka.
Mereka dituduh sudah berbuat mesum dan berlagak seperti sepasang suami istri.
Dia baru tahu tuduhan itu, setelah Kepling memanggilnya ke Kantor Lurah.
Kepada Kepling dan Lurah dia membantah dan bersumpah tidak melakukan perbuatan bejat tersebut terhadap ibunya.
Namun, pihak Kelurahan tetap saja memutuskan agar ES pergi dari kampung tersebut.
“Jangan dulu kau pulang, nanti ribut lagi mereka (warga). Sering juga dilempari rumah kami. Bagian dapur aja yang rusak,” kata ES menirukan perkataan Kepling padanya.
ES pun memutuskan tinggal di tempatnya bekerja di daerah yang tidak jauh dari lingkungan tempat tinggal mereka.
Sementara ibunya NH, masih tetap tinggal di rumah mereka. Meskipun, warga selalu menghina ibunya dengan kata-kata kasar.
“Kalau aku tinggal di dekat mesjid. Kalau ibu, siang pergi ke rumah family. Kalau malam, pulang ke rumah. Tapi, dilihat dulu situasi, kalau sudah aman baru dia pulang. Karena, terus-terus orang itu menghina ibuku. Mereka bilang kami suami istri,” pungkasnya.
Dia mengaku kasihan dengan ibunya yang sudah tua, harus menanggung hina dari perbuatan yang tidak mereka lakukan.
“Kasihan aku sama ibuku. Bersumpah aku, gak ada kami lakukan begitu,” ketusnya.
Menurut ES, di rumah itu, mereka tinggal bertiga, ES, ibunya dan seorang adiknya yang kini sedang melaut.
Dia juga mengakui, sering mengurut ibunya. Dan ibunyapun sering mengurutnya.
“Sering, setiap kali sakit badannya, kuurut. Akupun seringnya diurut juga,” pungkasnya.
ES berharap, warga tidak lagi menuduh mereka berzinah, agar mereka bisa kembali ke rumah.
Kejadian tersebutpun dibenarkan warga lainnya. Dia juga mengaku tidak yakin dengan tuduhan warga dan menaruh kasihan terhadap nasib ES dan ibunya NH. (red/kb)