kantongberita.com, TAPTENG | Ada yang aneh dengan proyek Lapas Kelas IIA Sibolga. Pasalnya, hingga kini, proyek tersebut masih dikerjakan. Padahal, menurut informasi yang diterima, masa pengerjaan proyek Pemerintah tersebut berakhir di akhir Desember 2023.
Dari amatan wartawan, sejumlah pekerja masih tampak keluar masuk lokasi proyek. Begitu juga sejumlah truk pengangkut material masih lalu lalang.
Wartawan yang mencoba mencari tahu kondisi pengerjaan bangunan yang menggunakan uang negara tersebut tidak diperbolehkan masuk oleh 2 pria yang mengaku sebagai petugas pengamanan di proyek tersebut.
Keduanya bertingkah seperti menutup-nutupi sesuatu pada pekerjaan konstruksi tersebut.
Ketua Bara JP Tapteng Hotma Purba mengaku sangat menyayangkan sikap rekanan yang melarang wartawan meliput pengerjaan bangunan milik Pemerintah tersebut.
Diapun mencurigai terkait dugaan keterlambatan pengerjaan proyek tersebut, tidak sesuai aturan yang berlaku.
“Kita menduga proyek ini sudah melebihi masa kerjanya. Yang mau kita tahu, apakah keterlambatan ini dilaporkan dalam berita acara. Jangan-jangan sudah berita acara 100 persen. Artinya, rekanan tidak dikenakan denda lagi sesuai ketentuan yang berlaku,” kata Hotma, Jumat (9/2/2024).
Sebagai organisasi relawan Presiden Joko Widodo, Hotma meminta instansi terkait seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk memeriksa laporan pengerjaan proyek tersebut.
Begitu juga kepada aparat penegak hukum, Hotma meminta agar mengawal proyek bernilai Rp27 milyar tersebut, jangan sampai negara dirugikan.
“Proyek ini harus diawasi dengan jeli oleh BPK dan penegak hukum,” tukasnya.
Tak hanya itu, pria kritis ini juga mencurigai adanya mark up pada harga satuan pada proyek tersebut. Salahsatunya kata Hotma, penggunaan bambu sebagai tiang penyangga.
“Kita harus tahu dulu, berapa biaya tiang penyangga dalam RAB nya. Betul nggak, yang diminta di RAB itu bambu. Ini masih satu contoh yang saya berikan. Kita menduga, ada yang nggak sesuai,” pungkasnya.
Terpisah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut Natal Josefa yang dikonfirmasi via selularnya terkait pengerjaan proyek yang masih berjalan hingga buka Februari, tidak memberikan tanggapan alias bungkam.
Pesan singkat lewat layanan WhatsApp yang dikirim wartawan tidak dibalas. (red)