Istri Korban Penembakan Iklaskan Kepergian Suami; Sebelum Melaut, Kuya Selalu Pamit Kepada Anak

Foto : Aspuri alias Kuya semasa hidup.

Kantong Berita, TAPTENG-Aspuri alias Kuya (36) merupakan salah satu korban tewas tertembak di perairan Aceh, Sabtu (3/10) sekira pukul 3.00 WIB dini hari. Kepergian Kuya masih menyisahkan kesedihan yang mendalam pada keluarga yang ditinggal. Terlebih pada istrinya, Lenni Sitanggang (32).

Sepeninggal almarhum, Lenni terpaksa harus banting tulang untuk menghidupi 3 anak, hasil pernikahannya dengan Kuya.

Ditemui di rumah duka, di daerah Poriaha, Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah, Lenni yang saat itu sedang mengayun anak bungsunya yang masih berusia 4 tahun tak kuasa menahan kesedihannya saat berbincang-bincang dengan wartawan.

Mengawali perbincangan, dia memperkenalkan ke 3 anaknya yang masih kecil-kecil dan butuh kasih sayang seorang ayah.

“Anak 3, 2 laki-laki, 1 perempuan. Yang paling kecil masih berusia 4 tahun. Yang paling besar masih duduk dibangku kelas 4 SD,” kata Lenni sambil terus mengayun anaknya.

Menurutnya, jauh sebelum mereka nikah, Kuya sudah bekerja sebagai pelaut. Sebelumnya, dia bekerja di kapal pencari Teripang. Sejak Virus Corona melanda, kapal sudah tidak lagi melaut. Karena desakan ekonomi, Kuya pun mencari kapal lain dan akhirnya dia menjadi Nahkoda kalal naas bernama KM. Kasih Sayang.

“Sebelum kami nikah pun sudah ke laut dia. Jadi, sudah lama dia jadi pelaut. Mencari swallow (tripang) kian dia. Karena Corona itu, gak lagi. Dicarinya lah kapal lain. Dapatlah di kapal ini. Memang sudah lama dia kenal dengan pemilik kapal ini,” ungkapnya.

Terakhir kali berangkat, kisah Lenni, Kuya sempat pamit kepada anak-anak nya. Dan itu sudah menjadi kebiasaan Kuya setiap kali pergi melaut.

Tidak ada tanda-tanda yang dialami Lenni sebelum Kuya pergi melaut untuk yang terakhir kalinya.

“Gak ada tanda-tanda. Hanya sama anaknya dia pamit, sehat-sehat kalian, jangan sakit-sakit. Begitu nya terus dia setiap kali mau berangkat,” tukasnya.

Kebahagian itupun sirna, setelah Sabtu (3/10) subuh, Lenni mendapat kabar kepergian Kuya.

“Berangkat Senin (28/9). Sabtu sekira pukul 1.00 WIB subuh, datang kesini mengasih tahu (meninggal),” pungkasnya.

Saat ditanya terkait luka tembak yang dialami suaminya, Lenni menyebut Kuya terkena tembak pada punggung sebelah kanan.

“Sebelah kanannya,” kata Lenni.

Dia pun mengaku sudah mengikhlaskan kepergian suami tercintanya tersebut. Dan diapun telah menerima santunan kematian dari pemilik kapal.

“Sudah tadi, pemilik kapal sudah kesini. Gak ada lagi masalah atau tuntutan,” kata Lenni. (ril/jul/kb)