Kantong Berita, SIBOLGA-Seorang kakek berumur 64 tahun, warga Jalan Rajawali, Lorong III, Kelurahan Aek Habil, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga, dianiaya tetangga sendiri, Kamis, (18/6) sekira jam 17.00 WIB.
Menurut kakek bernama German Lumban Gaol ini, penganiayaan terhadap dirinya bermula saat cucunya berinisial M yang masih berusia 3 tahun, sedang bermain diteras rumahnya.
Kemudian, anak tetangganya berinisial J, yang sudah duduk dibangku Kelas IV Sekolah Dasar (SD) datang dan langsung memaki cucunya.
Tidak senang dimaki, M kemudian mengadu kepada German, yang saat itu sedang tidur di kamarnya.
“Saat itu saya sedang tidur. Terus cucu saya ini menggedor-gedor pintu dan membangunkan saya, opung, opung, opung, tengoklah abang-abang itu, dibilangnya saya anak (nama hewan). Jadi saya jawab, bobok opung, nantilah itu. Terus cucu saya bilang, tidak opung, sekarang nya, lihatlah abang-abang itu, dibilang kan nya saya anak (nama hewan),” kata German menceritakan kronologis kejadian, Selasa (23/6).
Penasaran dengan laporan cucunya, kakek 5 cucu inipun bangun dan pergi ke depan rumahnya dan mencoba menasehati J.
Ironisnya, J bukannya takut, malah memaki-maki German dengan kata kasar seperti yang dikatakan kepada cucunya
“Terus bangun lah saya, dan saya lihat dia (J) di depan rumah itu, terus saya tanya anak itu, kenapa kau gak sopan, masa kau bilang sama anak kecil kalimat gak sopan. Malah anak itu menjawab dan ikut mengatakan saya anak (nama hewan),” terangnya.
Mendengar itu, pria yang berprofesi sebagai Wartawan di salah satu koran Mingguan ini kemudian membuka gerbang dan mendekati J di depan rumahnya serta berusaha untuk mengingatkan dan menasehatinya kembali.
Akan tetapi, Nenek J, yang diketahui Boru Situmeang, datang dan ikut memaki German dengan kata-kata kasar.
“Terus dibilangnya sama ku, kau pun, kau rupanya apa, wartawan (kotoran), wartawan (kotoran), kau bentak-bentak cucu ku. Mau apa kau, mau laporkan, gak takut aku sama wartawan mu itu, sama Polisi mu itu, pergi laporkan,” ungkapnya.
Tak sampai di situ, Nenek J yang masih merasa kurang senang, tiba-tiba memukul German berulang kali. Namun, saat itu German masih berusaha menangkis.
Tak sampai disitu, anak Boru Situmeang, yakni RoH, RiH dan ibu J datang.
Awalnya mereka sempat bertengkar mulut. Kemudian, ke 5 nya secara bersama-sama mengeroyok German hingga babak belur.
“Seperti sudah direncanakan untuk mencari permasalahan. Jadi entah bagaimana saya pun tidak mengerti. Mereka semua langsung main tangan ke saya. Terus saya berusaha membela diri. Karena, kalau tidak, saat itu juga mungkin saya sudah mati konyol di situ. Karena 5 orang mengeroyok saya. Yang memukul saya pertama bertubi-tubi itu Boru Situmeang (Nenek J). Habis itu, RoH, memukul bagian kepala dan kedua mata saya ini. Terus, RiH, ini kerja di Satpol-PP Sibolga, itu memukul bagian mulut saya, sampai-sampai dua buah gigi saya ini copot. Kemudian ibunya si J menjambak saya dari belakang. Entah dia yang menyayat punggungku, sampai luka seperti bekas sayatan di tangan kananku,” tukasnya.
Belum selesai German dianiaya 5 tetangganya tersebut, datang lagi AH, anaka Boru Situmeang yang masih lajang, membawa batu dan memukulkannya ke dada dan tangan German.
Akibat kejadian tersebut, German mengaku sempat tidak sadarkan diri.
“Jadi ketika saya dibawa menggunakan becak ke Polres Sibolga, itu dalam keadaan berdarah-darah. Sampai di Polres, petugas Polisi yang sedang piket, terus tanggap dan langsung membawa saya ke rumah sakit terlebih dahulu, di visum. Habis itu, Polisi tersebut pun membawa saya ke Polsek Sibolga Selatan dan mengatakan bahwa di sini nya pengaduannya,” terangnya.
German mengaku trauma dengan kejadian tersebut. Apalagi, hingga saat ini para pelaku masih bebas berkeliaran.
Harapannya, Polisi segera menangkap para pelaku dan memberi hukuman sesuai dengan perbuatannya.
“Laporannya sudah ada di Polsek Sibolga Selatan. Dan barang bukti batu, sudah di kantor Polisi sekarang,” pungkasnya. (jul/kb)