Kantong Berita, SIBOLGA – Keluarga korban dari KM. Mikhel mendatangi perwakilan pengusaha kapal pada Sabtu (29/5), menuntut tanggung jawab dari mereka terhadap situasi yang dialami keluarga mereka.
Sejak anggota keluarga mereka yang menjadi ABK di KM. Mikhel hilang, pihak pengusaha belum memberikan kompensasi atau bantuan apapun kepada keluarga korban.
“Hari ini kami datang ke sini untuk mencari keadilan, dan berharap agar pihak pengusaha memberikan solusi kepada kami, sebagai keluarga korban,” ucap Hariadi Nainggolan, anak Nahkoda KM. Mikhel.
Menurutnya, pihak pengusaha belum memenuhi permintaan keluarga korban untuk membayar adat istiadat yang sudah diatur sebelumnya.
“Kami berharap masalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami hanya meminta pembayaran adat istiadat atau santunan sebesar Rp20.000.000 per keluarga, karena kami telah kehilangan kepala keluarga kami, yang berjumlah 4 orang,” tambahnya.
Pihak pengusaha mengakui bahwa mereka masih mencari solusi terbaik bagi keluarga korban, dan meminta beberapa hari waktu tambahan untuk menanggapi permintaan mereka.
“Kami masih dalam proses mencari solusi terbaik untuk situasi ini, dan akan ada pertemuan lanjutan dalam beberapa hari ke depan,” ujar Anto Piliang, yang mewakili pengusaha kapal.
Wakil Ketua DPRD Sibolga, Jamil Zeb Tumori, yang mendampingi keluarga korban dalam upaya mendapatkan keadilan, mengatakan bahwa mediasi antara kedua belah pihak akan diadakan di rumahnya pada tanggal 5 Juni.
“Saat ini kita masih mencari solusi terbaik. Pihak pengusaha telah meminta tambahan waktu hingga tanggal 5 Juni. Pertemuan berikutnya akan kita gelar di rumah saya,” tambah Jamil.
Diketahui bahwa KM. Mikhel hilang pada Senin (29/3/2021), setelah kehilangan kontak di perairan antara Mursala dan Pulau Karang Barus. Kapal tersebut berangkat dari tangkahan Bintang Jaya, dengan membawa 5 ABK termasuk Nahkoda Kapal. Hingga kini, 4 ABK belum ditemukan, dan pencarian oleh Basarnas telah dihentikan sejak Rabu (7/4/2021).