Pendemo Bantah Pernyataan APPS – Pedagang Ayam Protes Ada Lapak Didepan Kios Mereka

Foto : Anita Siregar, pedagang ayam Pasar Sibolga Nauli yang protes ada lapak dagangan didepan kiosnya.

kantongberita.com, SIBOLGA | Pedagang Pasar Sibolga Nauli membantah keras pernyataan Ketua APPS (Asosiasi Pedagang Pasar Sibolga), yang mengatakan bahwa pedagang yang ikut demo ke kantor Wali Kota Sibolga, Rabu (28/2/2024) kemarin merupakan pedagang yang sudah dapat lapak didalam areal Pasar.

Para pedagang meminta APPS membuktikan omongannya tersebut dengan menyebutkan nama-nama pedagang yang dimaksud.

“Tunjukkan yang mana orangnya, jangan asal ngomong aja,” ketus Alan Roll Manullang, salah seorang pedagang pasar Sibolga Nauli yang juga menjadi orator dalam aksi demo ke kantor Wali Kota Sibolga, Jumat (1/3/2024).

Foto : Kondisi Pasar Sibolga Nauli. Akses pejalan kaki dan pengendara telah disulap jadi lapak dagangan, membuat pengendara kewalahan melintas.

Hal itu juga disampaikan oleh seorang wanita, pedagang yang sudah diberi lapak didepan pedagang ayam oleh pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sibolga, yang membantah ikut aksi demo beberapa hari yang lalu.

Meski demikian, wanita yang enggan menyebutkan namanya itu mengaku belum menempati lapak tersebut dan masih berjualan di badan jalan Patuan Anggi.

Alasannya belum menempati lapak tersebut, selain karena letaknya yang persis didepan pedagang ayam, juga karena pihak UPT Pasar masih memperbolehkan pedagang berjualan di badan jalan.

Menurutnya, pembeli akan lebih memilih belanja ke pedagang yang berjualan di badan jalan, ketimbang ke mereka yang berada didalam.

“Selama masih ada pedagang yang jualan di jalan Patuan Anggi, saya gak akan gunakan tempat jualan saya yang diberikan oleh Perindag itu, yang didepan penjual ayam itu,” katanya.

Senada juga dikatakan pedagang lainnya bermarga Manullang. Namun, dia masih bingung dengan lapak pemberian Disperindag tersebut, karena informasi yang dia peroleh, lapak tersebut dibanderol hingga Rp20 juta.

“Kalau benarnya informasi itu, harus bayar katanya, dari manalah uangku. Makanya akupun masih jantungan juga,” akunya.

Sementara itu, para pedagang ayam mengaku protes dan tidak terima dengan penempatan pedagang didepan kios mereka. Mereka takut, dagangan mereka sepi pembeli, karena akses masuk pembeli menjadi terganggu.

“Gak setuju kami kalau ada pedagang didepan kami. Susahlah nanti orang datang belanja,” kata Hj. Anita Siregar, seorang pedagang ayam.

Pedagang ayam lainnya juga menyerukan penolakan yang sama. Mereka meminta, Wali Kota untuk mengevaluasi keberadaan lapak didepan kios mereka.

Sebelumnya beredar berita dibeberapa media online, dimana seorang pengurus organisasi pedagang di pasar Sibolga Nauli menyampaikan pernyataan bahwa pedagang yang demo ke kantor Wali Kota sebagian merupakan pedagang yang sudah mendapat lapak dari pihak UPT Pasar. Namun, para pedagang tersebut tidak menempati lapak yang diberikan tersebut. (red)