MARI KITA SAMBUT HARI YANG FITRI INI DENGAN PENUH KEGEMBIRAAN DAN RASA SYUKUR - SEGENAP KRU KANTONGBERITA.COM MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1445 H/2024 banner 325x300

banner 325x300

Terpaksa Pinjam Uang Untuk Beli Beras; Jeritan Pelaku Usaha Lokasi Wisata di Tapteng Dampak Corona

Foto : Boru Simamora, pedagang kacang rebus di Pantai Pandan.

KantongBerita,TAPTENG – Sejak berita tentang penyebaran virus Corona atau Covid-19 menyebar, sejumlah tempat wisata di Tapteng, Sumatera Utara, sekarang sepi dari pengunjung. Para pemilik usaha di daerah wisata bahkan mengatakan bahwa mereka bahkan tidak membuka usaha sama sekali.

Sebagai contoh, Dedi (17), seorang nahkoda kapal wisata yang sering berlabuh di pantai Pandan, mengungkapkan bahwa dalam dua minggu terakhir ini, tidak ada pendapatan yang diperoleh, bahkan tidak ada yang menyewa kapalnya. Meskipun dia bekerja dari pukul 7 pagi hingga pukul 5 sore.

“Sudah dua minggu terakhir ini, tidak ada yang menyewa kapal. Bahkan, sama sekali tidak ada yang datang. Padahal, kami di sini dari pagi sampai sore, tetapi tidak ada yang menyewa,” ungkap Dedi pada Jumat (3/4).

Dia menyatakan bahwa dia terpaksa pulang ke rumah untuk makan, karena tidak ada pendapatan yang bisa dibawa pulang. “Kalau tidak ada pendapatan, mau bagaimana lagi, kami terpaksa makan di rumah,” tambahnya.

Untungnya, ayahnya memiliki keahlian lain selain membawa kapal, sehingga keluarganya masih bisa memenuhi kebutuhan makan mereka. “Ayah saya masih bisa bekerja dengan kapal. Jadi, jika tidak ada pendapatan dari sini, kami masih bisa makan dari pendapatan ayah,” jelasnya.

Pengalaman serupa juga dialami oleh Boru Simamora (54), seorang penjual kacang rebus di sepanjang pesisir pantai Pandan, Hutabalang Tapteng. Dia mengatakan bahwa selama dua minggu terakhir, penjualan kacang rebusnya sangat menurun drastis, padahal sebelumnya dia bisa menjual 5 hingga 10 kilogram kacang per hari.

“Hanya satu bungkus yang terjual hari ini. Biasanya, dalam hari biasa saja, kami bisa menjual 5 kilogram. Pada hari-hari besar, bisa mencapai 10 kilogram. Tetapi selama dua minggu ini, tidak ada pelanggan,” ungkapnya.

Padahal, penghasilan dari penjualan kacang rebus merupakan sumber penghidupannya bersama dengan sembilan anaknya. “Jika tidak ada uang, kami terpaksa meminjam dari tetangga untuk membeli beras. Suami saya pergi merantau karena kami tidak memiliki ladang, jadi dia harus bekerja di ladang orang lain di Madina,” tambahnya.

Boru Simamora berharap bahwa situasi ini segera berakhir sehingga dia dapat kembali menghidupi keluarganya. “Semoga virus Corona segera berlalu. Kami belum menerima bantuan apa pun. Bagaimana kami akan makan jika situasinya terus seperti ini?” tambahnya.