Pasca Aksi Warga Hadang Truk Tanah Masuk Areal Pelabuhan Lama, Sore Ini Wali Kota Kerahkan Petugas Kebersihan

Foto : Petugas kebersihan dari Dinas PKPLH Sibolga berjibaku membersihkan jalan masuk areal Pelabuhan Lama.

Kantong Berita, SIBOLGA-Pasca penghadangan truk pengangkut tanah timbun pada proyek Pelabuhan Lama atau Anggar Sibolga, Wali Kota Sibolga Jamaluddin Pohan langsung menurunkan mobil kebersihan milik Dinas PKPLH Sibolga, Sabtu (13/8/2022) sore.

Dari pantauan wartawan, tampak di lokasi jalan masuk Pelabuhan Lama, Kepala Dinas PU-PR Sibolga Arif Rahman memantau jalannya pembersihan.

Selain itu, dilokasi juga tampak Anselmus Pasaribu dan Ricky Tobing, selaku rekanan proyek yang turut mengawasi. Hal tersebut sebagai bentuk tanggungjawab yang ditunjukkan selalu mitra kerja Pemerintah.

Sejumlah petugas kebersihan dari Dinas PKPLH pun berjibaku mengeruk tanah Merah yang sudah mengering di badan jalan. Sebuah mobil tangki air juga dikerahkan menyemprot badan jalan agar bersih dari tanah Merah yang berserakan.

Warga mengaku bangga atas kepedulian Wali Kota Sibolga tersebut, yang dinilai peka terhadap keluhan masyarakat.

“Terimakasih pak Wali, atas perhatiannya, yang telah menanggapi keluhan kami yang terganggu dengan debu yang ditimbulkan tanah yang berserakan dijalan,” kata Infus Hutapea, salah seorang warga sekitar diamini warga lainnya.

Bahkan kata pria gondrong ini menjelaskan, Wali Kota mengharuskan jalan masuk areal proyek di semprot setiap hari oleh mobil kebersihan milik Dinas PKPLH Sibolga.

“Inilah bentuk kepedulian pemimpin kita (Wali Kota Sibolga), kemarin disepakati antara warga dan rekanan (proyek), disemprot 3 kali seminggu. Tapi, sesuai petunjuk pak Wali, harus setiap hari. Agar masyarakat dan pengguna jalan bebas dari debu,” ungkapnya.

Sebagai warga sekitar, mantan anggota klub sepeda BFG ini mengaku akan turut andil mengawasi pembersihan jalan menuju Pelabuhan Lama setiap hari.

“Kita akan awasi dan bantu pembersihan jalan. Ini sebagai bentuk dukungan kita terhadap pak Wali Kota Sibolga, menjadikan Sibolga Sehat, Pintar dan Makmur,” serunya.

Sebelumnya, warga Kelurahan Kota Beringin, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga Sumatera Utara, menghadang truk pengangkut tanah masuk ke areal Pelabuhan Lama atau Anggar, Rabu (10/8/2022).

Menurut Infus Hutapea, salah seorang warga yang melakukan aksi, penghadangan dilakukan karena truk pengangkut tanah timbun ke proyek Pemko Sibolga yang ada di areal Pelabuhan tersebut menimbulkan banyak debu disepanjang jalan. Sehingga, mengganggu sistem pernafasan dan penglihatan.

“Orang jadi susah bernafas dan penglihatan pun terganggu karena abu ini,” kata Infus diamini rekannya Attin Sinaga dan Boy.

Menurutnya, pihak rekanan dan Dinas terkait tidak peduli dengan dampak tanah yang berjatuhan di sepanjang jalan menuju lokasi proyek.

Karena masih kata Infus, selama 3 bulan bekerja, jalan yang dipenuhi tanah merah tersebut tidak pernah disiram atau dibersihkan.

“Sudah 3 bulan mereka bekerja, tapi jalan ini gak pernah mereka siram. Inipun tadi, karena kami telponnya (dinas) PU, baru mereka siram,” ungkapnya.

Warga berharap rekanan atau dinas terkait bersedia menyiram jalan setiap harinya, demi kenyamanan warga sekitar dan pengguna jalan lainnya.

“Yang penting, harus disiram. Terserah mereka mau darimana airnya, supaya gak mengganggu,” pungkasnya.

Hadir di lokasi aksi, sejumlah Kepala Lingkungan setempat, Bhabinkamtibmas dan perwakilan rekanan.

Setelah dilakukan mediasi, disepakati pihak rekanan kedepannya akan memberikan Rp500.000 setiap minggunya kepada warga sekitar, sebagai jasa menyiram jalan.

“Berarti permintaan warga, harus disiram 3 kali seminggu. Oke, kami kasih Rp500 ribu seminggu. Berarti, masalah penyiraman jalan sudah jadi tanggung jawab warga, bukan lagi tanggung jawab kami,” kata seorang rekanan yang diketahui bermarga Pasaribu dan disambut baik oleh warga sekitar dan perwakilan pemerintah Kelurahan.

Usai mediasi, truk kemudian diperbolehkan masuk ke areal Pelabuhan.

Sebelumnya, beberapa truk pengangkut tanah timbun memilih untuk meninggalkan lokasi aksi untuk membuang muatannya ke tempat lain.

Karena, mereka tidak ingin, akibat aksi tersebut, waktu kerja mereka terbuang sia-sia. (red)