kantongberita.com, TAPTENG | Willy Sahputra dan Antonius Hutabarat melaporkan Famoni Gulo, tim pemenangan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tapteng Masinton-Mahmud (MAMA) ke Polres Tapteng, Selasa (26/11/2024).
Kedua anggota DPRD Tapteng terpilih tersebut melaporkan Famoni atas dugaan pencemaran nama baik.
Dimana kata Willy dalam keterangan persnya, Famoni telah menuding dirinya dan Antonius melakukan pengeroyokan terhadap Famoni di simpang Puskesmas Sarudik pada Senin (25/11/2024) dini hari kemarin.
“Kami mendatangi Polres Tapteng untuk menyampaikan laporan atau pengaduan kita atas pencemaran nama baik yang dilakukan oleh Famoni Gulo, yang menyampaikan langsung semalam dalam bentuk klarifikasi atau konferensi pers, menyampaikan bahwa saya, Willy Saputra Silitonga dan juga pak Antonius Hutabarat melakukan pengeroyokan yang dilakukan di daerah Sarudik, kalau tidak salah saya simpang Puskesmas dalam,” kata Willy.
Padahal kata Willy lanjut menceritakan kronologis kejadian yang sebenarnya, subuh itu dia bersama mantan Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani hendak makan nasi goreng di sebuah kedai kopi di jalan Puskesmas Sarudik, ditemani Antonius yang merupakan penduduk setempat.
Saat itu, tujuan mereka hanya ingin makan nasi goreng, bukan untuk kepentingan politik.
Sambil menunggu nasi goreng dibeli, merekapun berbincang-bincang dengan warga sekitar di lapo kopi tersebut.
Tiba-tiba kata Willy, Bakhtiar menerima telepon dari seseorang yang mengatakan bahwa ada mobil teman mereka yang dilempar batu di simpang Puskesmas Sarudik.
Saat hendak beranjak dari Lapo kopi tersebut, orang yang membeli nasi goreng tiba dan menyarankan kepada mereka agar tidak pergi ke simpang, karena lagi ada masalah.
Bakhtiar dan rombongan tidak menghiraukan omongan tersebut, mereka nekat berangkat ke simpang Puskesmas.
Tiba disana, mereka melihat sudah banyak orang. Awalnya mereka menduga ada pencegatan seperti kejadian yang dialami Bakhtiar beberapa hari lalu di sekitar Desa Mela Tapian Nauli.
“Tidak lama kemudian kita keluar sudah ada gerombolan, anggapan kita pada saat itu, wah ini mungkin ada pencegatan seperti kejadian yang di Mela itu, trauma kita,” terang Willy.
Bakhtiar kemudian keluar dari mobil lanjut Willy, menghampiri para gerombolan yang tak lain adalah Famoni Gulo dan rekan-rekannya sesama tim pemenangan MAMA.
Saat itu, mantan Bupati Tapteng tersebut berusaha menenangkan situasi sambil melarang kelompok Famoni untuk merekam video pertemuan tersebut.
Bahkan saat itu kata Willy, Bakhtiar sempat mengajak Famoni dan rekannya untuk makan nasi goreng bersama.
“Kalian jangan video-video, kalau mau bergabung, silahkan gabung, masuk kedalam. Kita lagi makan Nasi Goreng,” kata Willy menirukan perkataan Bakhtiar saat itu.
Beberapa saat kemudian, diduga karena melihat ada keramaian, warga sekitarpun datang menghampiri.
Untuk menghindari terjadinya pertikaian, Willy kemudian berusaha mendekati Famoni yang sebelumnya pernah sama-sama bernaung di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan mengingatkan agar jangan memancing keributan.
“Saya hampiri, karena saya mengenal beliau, karena dulunya saya pernah satu partai,” tukasnya.
Masih kata Willy, saat mencoba melerai antara gerombolan Famoni dengan warga sekitar, tiba-tiba ada yang memukulnya dari belakang, hingga membuat Willy terjatuh.
Namun sayang, itikad baik Willy tersebut yang ingin menyelamatkan Famoni dibalas dengan fitnah, yang menuduh Willy dan Antonius telah melakukan pengeroyokan terhadap Famoni.
“Pada saat saya hampiri, tidak berapa lama saya kena pukul dari belakang dan terjatuh. Padahal saya mengamankan, melerai, tidak ada maksud yang lain-lain. Saya hanya melerai karena saya kenal beliau. Di Mela pun saya ada, saya juga hanya melerai, ada abang-abang Kepolisian, silahkan tanya. Saya sebagai juru damai lah. Bahkan di Mela kepala saya terkena lemparan batu dan berdarah, saya dibawa masyarakat. Dalam arti apa, saya tidak ingin ada keributan. Setelah melerai itu, kita balik, karena ingin melihat kawan kita yang kena lempar mobilnya. Tidak ada keributan yang berlebihan. Makanya saya kaget, besoknya saya dituduh melakukan pengeroyokan. Ini gimana ceritanya ini sekarang, kita melerai bahkan kita dituduh melakukan pengeroyokan,” tukasnya.
Terkait pernyataan Famoni dalam keterangannya di video yang diupload di media sosial Facebook, yang mengatakan bahwa Bakhtiar lah yang menginstruksikan untuk melakukan pengeroyokan, dibantah keras oleh Willy.
“Dia disitu menyampaikan bahwa pak Bakhtiar ini melakukan instruksi melakukan pengeroyokan. Kita tertawa, justru pak Bakhtiar saat itu menahan. Melakukan pengeroyokan? bagaimana ceritanya, banyak orang disitu. Jadi jangan di ada-adakan. Justru pak Bakhtiar menenangkan, jangan ribut-ribut, kita pingin kondusif, gak video-video, gak usah tambahi framing-framing kalian,” pungkasnya.
Bahkan kata Willy, setelah kejadian, saat di dalam mobil baru ketahuan kalau Bakhtiar tidak tahu Famoni ada diantara gerombolan yang mendatangi simpang Puskesmas Sarudik tersebut.
“Bahkan sampai kami balik, pak Bakhtiar tidak tahu Famoni berada disana. Didalam mobil beliau bertanya kepada saya, siapanya yang kau ajak bicara tadi. Kubilang si Famoni, pak Bakhtiar bilang, o ada si Famoni disitu,” kata Willy menirukan perkataan Bakhtiar saat itu.
Antonius juga mengatakan hal yang sama, membantah tudingan Famoni Gulo terhadap dirinya dan Willy
“Saya pun jadi bingung, dituduh saya melakukan pengeroyokan di siaran langsung pak Famoni. Tangan saya juga gak ada bekasnya menumbuk orang, saya pun orang baek-baek, mungkin di Kepolisian pun saya bersih. Gak tukang berkelahi mulai dari lahir. Jadi saya dituduhkan, maka saya laporkan ini atas pencemaran nama baik. Fitnah itu, fitnah,” ungkap Antonius.
Mantan Ketua DPRD Tapteng ini menyebut tudingan Famoni tersebut merupakan sandiwara yang sengaja diciptakan untuk menarik simpati masyarakat menjelang Pilkada 2024.
“Jadi jangan begitulah, film nya kurang bagus, dramanya kurang bagus. Jadi untuk masyarakat Kecamatan Sarudik, saya tidak pernah mukul orang. Sampai empat periode saya dipilih orang (jadi anggota DPRD Tapteng), karna mungkin saya gak jahat. Malau jahat, gak mungkin lah. Sinetronnya kurang bagus itu, jangan dibuat-buat,” imbuhnya.
Politisi partai NasDem ini mengaku sangat menyayangkan kehadiran Famoni dan kelompoknya pada subuh itu, yang memancing emosi warga sekitar.
“Masyarakat Sarudik itu cukup baik, gak pernah orang seperti itu mengganggu. Apalagi jam 1 (subuh) datang, ributlah. Keluarlah semua masyarakat, kan gitu. Daerah kami yang adem, tiba-tiba dibuat seperti itu, kan kacau semua jadinya,” tukasnya.
Sementara itu, kuasa hukum keduanya, Muhammad Yusuf Pardamean Nasution membenarkan telah melaporkan Famoni Gulo atas dugaan pencemaran nama baik, dengan bukti rekaman video pernyataan Famoni di media sosial Facebook.
“Yang kedua juga ada di media utamanews.com, disini juga secara tertulis dinyatakan Famoni bahwa pak Antonius dan pak Willy bersama-sama melakukan pengeroyokan terhadap dirinya. Atas fitnah itu, maka hari ini tanggal 26 November pak Antonius dan pak Willy melaporkan atas fitnah yang dilakukan Famoni. Untuk saat ini kita laporkan atas dugaan tindak pidana fitnah,” pungkasnya.
Laporan tersebut sesuai dengan surat bukti lapor nomor : LP/B/489/XI/2024/SPKT/POLRES TAPANULI TENGAH/POLDA. (red)