kantongberita.com, SIBOLGA | UPT Pelabuhan ASP Sibolga membantah pernyataan GM. PT. WJL Herry Yon Marbun, yang menyebut tidak ada kerusakan pada dermaga pasca insiden tabrakan 2 Kapal milik WJL pagi tadi.
Menurut KaUPT Pelabuhan ASP Jimmy Sitompul, ada 3 titik yang rusak akibat insiden tersebut, diantaranya Dolphin atau struktur penahan benturan kapal pada dermaga. Kemudian, sebuah jembatan besi yang ada disisi dermaga, serta atap Gangway yang rusak setelah diseruduk KMP. Wira Glory.
Atas kerusakan tersebut kata Jimmy, pihak WJL harus bertanggungjawab.
“Gak bisa begitu, mereka harus bertanggungjawab dengan kerusakan itu. Saya juga sempat heran membaca di berita pengakuan GM. WJL yang diberita itu. Padahal tadi, GM WJL bilang siap bertanggungjawab memperbaiki kerusakan, kenapa sekarang jadi lain,” kata Jimmy.
Meski demikian, pihaknya kata Jimmy sore ini akan melayangkan surat kepada pihak WJL terkait pertanggungjawaban terhadap kerusakan fasilitas pelabuhan ASP tersebut.
“Sore ini kami akan layangkan surat ke pihak WJL agar mereka bertanggungjawab terhadap kerusakan yang diakibatkan insiden tersebut,” pungkasnya.
Sebelumnya, pihak WJL membantah insiden tabrakan antara KMP. Wira Ono Niha dan KMP. Wira Glory mengakibatkan atap gangway pelabuhan ASP rusak.
Menurut GM. PT. WJL Herry Yon Marbun yang ditemui di dermaga Pelabuhan ASP mengatakan kalau atap gangway tersebut sudah lama rusak.
Kemudian, Herry Yon juga mengatakan bahwa insiden tabrakan bukan disebabkan dorongan mesin melainkan karena hembusan angin.
“Gimana lah rundoor dibawa angin, bar, biasanya itu. Kalau dorongan mesin, dihajarnya lah ini,” kata Herry Yon Marbun.
Tidak ada korban jiwa atau luka-luka pada insiden tersebut. Namun, Herry Yon menyebut kalau posisi Pelabuhan ASP sangat riskan untuk disandari oleh Kapal-kapal besar milik WJL.
“Disinilah riskannya ini, posisinya, anginnya gak bisa kita apakan, kita ademkan. Tapi gimanalah, kita diminta untuk sandar disini,” kata Herry Yon.
Harapannya kepada Pemko Sibolga, kalau ingin Pelabuhan ASP maju, dermaganya harus dibangun lebih besar lagi.
“Kalau begini, gimana caranya 5 kapal kita mau sandar disini, melihat situasinya yang riskan,” ketusnya. (red)