Bertemu Tokoh Agama, Bakhtiar; Jangan setelah saya gak bupati lagi, buka lagi tempat-tempat maksiat itu

Foto : Bupati Tapteng, Bakhtiar Ahmad Sibarani saat bertemu dengan tokoh agama.

Kantong Berita, TAPTENG – Bupati Tapanuli Tengah, Bakhtiar Ahmad Sibarani, mengadakan pertemuan dengan para tokoh agama di Gedung Serba Guna Pandan pada Senin (4/10).

Dalam pertemuan itu, banyak hal dibahas terkait program kerja Bupati selama kepemimpinan di Kabupaten Tapanuli Tengah. Salah satu topik yang disoroti adalah keterlibatan tokoh agama dalam menjaga Tapteng agar tetap bebas dari tempat-tempat maksiat, perjudian, dan narkoba.

Bupati menyampaikan kekhawatirannya bahwa setelah masa jabatannya berakhir pada 22 Mei 2022, ketiga masalah tersebut mungkin akan kembali muncul. Pada tahun pertama kepemimpinannya, Bakhtiar bersama wakilnya Darwin Sitompul telah berupaya membersihkan Kabupaten Tapanuli Tengah dari tempat-tempat maksiat, perjudian, dan narkoba. Sebanyak 973 tempat maksiat sudah ditutup dan tidak boleh beroperasi.

“Saya mengajak masyarakat dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama memberantas tempat-tempat maksiat. Saya berharap tempat-tempat tersebut tidak dibuka kembali setelah saya tidak menjabat lagi sebagai bupati. Saya sudah meminta masyarakat untuk melaporkan tempat-tempat maksiat, tempat-tempat narkoba, dan tempat-tempat judi yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah,” ungkap Bakhtiar dalam keterangan persnya usai pertemuan.

Bakhtiar menegaskan bahwa dia tidak akan berkompromi dengan ketiga masalah tersebut. Dia bahkan siap mempertaruhkan nyawanya untuk memastikan keberhasilan upaya tersebut. Oknum-oknum yang terlibat dalam perjudian, narkoba, atau maksiat akan dipecat dari jabatannya.

“Pemilihan bupati tahun 2024 masih jauh, jadi tidak ada kaitannya dengan politik. Saya akan memastikan bahwa tempat-tempat maksiat harus ditutup setelah saya tidak menjabat lagi sebagai bupati. Jika tempat-tempat tersebut dibuka kembali, masyarakat akan protes. Para tokoh agama telah berkomitmen untuk mendukung upaya ini,” tegasnya.

Bakhtiar tidak gentar menghadapi kemungkinan konflik dengan mereka yang merasa dirugikan dengan upayanya membersihkan kampung halamannya dari tempat maksiat, perjudian, dan narkoba. Dia mengajak seluruh masyarakat, termasuk tokoh agama, untuk bersama-sama dalam perjuangan tersebut.