kantongberita.com, SIBOLGA | Hanya karena Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) tidak ditandatangani oleh Ketua DPRD, 3 orang anggota dewan memalang pintu kantor DPRD Sibolga.
Ketiga anggota dewan yang dimaksud berasal dari fraksi Gerindra. Diantaranya, Andika Waruwu, Fuad Hutagalung dan Yasran Siambaton.
Ketiganya memalang kantor rakyat tersebut dengan menggunakan papan yang dipaku kan ke pintu kantor DPRD. Pada palang pintu, menempel selembar kertas bertuliskan “kantor ini bukan milik pribadi ketua DPRD”.
Menurut informasi yang diperoleh, dari 20 Anggota DPRD, ada 4 dewan yang tidak memperoleh SPPD. Selain ketiga anggota dewan dari partai Gerindra tersebut, satu orang lagi berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yakni Mandapot Pasaribu.
Menanggapi kejadian memalukan tersebut, Ketua DPRD Sibolga Ansyar Afandy Paranginangin mengaku sangat menyayangkan aksi tidak terpuji ketiga anggota DPRD Sibolga tersebut.
Pasalnya, penyebab ketiganya nekat memalang pintu kantor DPRD dilatarbelakangi permasalahan internal DPRD, yang tidak ada kaitannya dengan masyarakat Sibolga.
“Kita sampaikan hari ini, permasalahan ini adalah permasalahan pribadi, yang selalu bisa diselesaikan di internal DPRD Kota Sibolga. Jangan dikatakan ini permasalahan berpihak kepada rakyat, jangan. Jangan demi kepentingan pribadi, masyarakat yang dijual,” kata Ansyar, Kamis (14/11/2024).
Ansyar juga sangat menyayangkan bila ada yang mengatasnamakan masyarakat terhadap aksi Pemalangan tersebut. Karena, beberapa kali DPRD menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) demi kepentingan masyarakat, para oknum anggota dewan tersebut tidak pernah hadir. Giliran SPPD nya tidak ditandatangani, para oknum anggota DPRD tersebut mengatasnamakan masyarakat.
“Dimana beliau waktu RDP tentang adanya dugaan pengutipan uang kepada masyarakat pedagang-pedagang di pasar ikan modern, tidak berhadir. Jangan dikatakan ini berkaitan dengan masyarakat. Ini kepentingan pribadi terkait perjalanan dinas. Jangan kepentingan pribadi dikaitkan dengan masyarakat,” ketusnya.
Ketua DPRD Sibolga ini menjelaskan, sejak dilantik sebagai Ketua DPRD sementara hingga menjadi Ketua DPRD defenitif, dirinya selalu menjunjung tinggi pribahasa yang mengatakan, setinggi tingginya kuasa adalah kuasa rakyat, setinggi tingginya kepentingan adalah kepentingan masyarakat dan setinggi tingginya pertanggungjawaban adalah dihadapan Tuhan Yang Maha Esa.
“Mari kita sama-sama bertanggungjawab dihadapan Tuhan Yang Maha Esa. Kita sama-sama disumpah atas nama masyarakat, mari kita bekerja tulus untuk masyarakat Kota Sibolga,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Ansyar membantah berita hoax yang mengatakan dirinya pernah ditampar atas permasalah internal DPRD Sibolga tersebut.
“Hingga hari ini saya tidak pernah ditampar dan ini tidak disampaikan Ketua DPRD dimana. Tapi kita pastikan itu adalah mengarah kepada Ketua DPRD Kota Sibolga,” tukas Ansyar sembari memastikan bahwa kantor tersebut bukan dipalang oleh masyarakat, melainkan anggota DPRD Sibolga.
Dengan Pemalangan kantor DPRD tersebut, Ansyar mengkhawatirkan masyarakat tidak lagi dapat menyalurkan aspirasinya ke anggota DPRD yang berkantor di gedung dewan tersebut.
“Dikatakan Kantor ini milik pribadi Ketua DPRD, ooh salah. Bahkan orang-orang yang hari ini termarjinalkan, kita undang untuk beraudiensi di Kantor DPRD. Kemudian, yang tidak pernah tersentuh oleh pemerintah, yang selalu termarjinalkan, tapi hari ini sudah menginjakkan kaki ke ruangan kantor DPRD Kota Sibolga. Itu menunjukkan kita berpihak kepada siapapun,” pungkasnya.
Selanjutnya kata Ansyar, bersama beberapa organisasi kepemudaan serta masyarakat yang hadir saat itu, meminta agar palang pintu DPRD tersebut dibuka.
Agar, tidak menjadi polemik dan asumsi liar di tengah-tengah masyarakat. Apalagi kata Ansyar sampai dikait-kaitkan dengan Pilkada.
“Karena tidak mendapatkan SPPD, melakukan hal-hal yang mungkin bisa memicu, yang bisa memacu konflik ditengah-tengah masyarakat. Kita mau menghindari ini, apalagi hari ini dalam situasi Pilkada harusnya kita saling menjaga, harusnya kita saling berkolaborasi. Jangan di kait kaitkan abcd, jangan. Ketika kita bicara hari ini kepentingan masyarakat, mari kita fokus kepada kepentingan masyarakat,” tukasnya.
Amatan, usai konferensi pers, sempat terjadi kericuhan dari 2 kelompok pembela Ketua DPRD dan pembela ketiga anggota DPRD yang memalang pintu kantor DPRD Sibolga tersebut.
Kedua kelompok saling dorong, hingga nyaris terjadi saling pukul memukul. Beruntung Polisi yang sudah siaga sejak awal berhasil memisahkan kedua kelompok dan memukul mundur mereka keluar dari area Kantor DPRD Sibolga. (red)