kantongberita.com, TAPTENG | Pada debat publik yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tapanuli Tengah, Jumat (8/11/2024) kemarin, ada yang menarik dari tanggapan kedua pasangan calon Bupati – Wakil Bupati KEDAN (Kiyedi-Darwin) nomor urut 1 dan MAMA (Masinton – Mahmud) nomor urut 2, terkait cara mengatasi pengangguran di Kabupaten Tapanuli Tengah yang disampaikan oleh moderator acara.
Karena menurut moderator, sesuai data BPS, tahun 2023 jumlah pengangguran di Kabupaten Tapanuli Tengah mencapai angka 7,81%. Sedangkan di tingkat Provinsi berada di angka 5,89%.
Pada saat itu, jawaban dari pasangan KEDAN, selain menarik investor ke Kabupaten Tapanuli Tengah, serta membina para petani dan nelayan, pasangan ini juga akan memberantas kembali cafe remang-remang yang saat ini telah kembali menjamur.
Menurut calon Wakil Bupati Tapteng dari pasangan KEDAN, Darwin Sitompul, mengatasi pengangguran tidak cukup hanya menciptakan lapangan pekerjaan, juga harus mencari tahu penyebab meningkatnya pengangguran. Salah satunya kata Darwin, keberadaan cafe remang-remang, yang membuat masyarakat Tapteng khususnya para kaum pria, lebih fokus berada di tempat minuman penyedia wanita penghibur ketimbang bekerja.
“Kadang bukan karena tidak ada pekerjaan, tapi karena terpengaruh lingkungan. Waktu saya menjabat Wakil Bupati (Tapteng), yang kami lakukan adalah pemberantasan warung-warung atau cafe-cafe yang tidak benar (cafe remang-remang). Ini kami fikir sangat meningkatkan pengangguran. Sehingga para anak muda terlena di tempat-tempat maksiat tersebut. Sehingga sebagai putra daerah, kami mencari apa yang menjadi penyebab tingkat penganggurannya tinggi,” kata Darwin.
Program KEDAN ini ternyata berbanding terbalik dengan pasangan MAMA, yang malah ingin membina cafe remang-remang.
Menurut calon Bupati dari pasangan MAMA, Masinton Pasaribu menanggapi pernyataan Darwin Sitompul, menutup cafe maksiat bukanlah jalan untuk mengurangi pengangguran, tetapi malah akan menambah pengangguran.
“Mengatasi pengangguran apa segala macam, malah menutup cafe-cafe, warung-warung. Justru kemudian, tugas pemerintah adalah menata dan mengatur. Kalau ditutup, penganggurannya malah nambah, bukan malah berkurang,” kata Masinton.
Mantan Anggota DPR-RI 2 periode ini juga menegaskan bahwa pemerintah itu harus menjalankan fungsi pengawasannya, bukan malah menutup cafe-cafe tersebut.
“Nah tentu, tiap cafe yang mana, kategori yang mana, tugas pemerintah melakukan fungsi pengawasan. Nah tentu cafe-cafe itu harus berfungsi sesuai aturan mana yang boleh, mana yang tidak, mana yang lazim. Tugas pemerintah adalah mengatur dan menata, itu sebagai sebuah mengatasi pengangguran, malah menciptakan pengangguran. Bagi kami tentu, mengatasi pengangguran bukan dengan menciptakan pengurangan baru. Bagi kami tentu bagaimana penataan cafe-cafe tadi sesuai ketentuan dan perizinannya,” ujar Masinton.
Dari data yang diperoleh diketahui, di era pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani – Darwin Sitompul dari tahun 2017-2022, seluruh cafe remang-remang penyedia minuman keras dan wanita penghibur di Kabupaten Tapanuli Tengah, diberantas habis.
Hingga akhir masa jabatannya, pemimpin Tapteng ini konsisten bersama para tokoh Agama, masyarakat dan tokoh adat, menjaga Tapteng bebas dari tempat maksiat, judi dan Narkoba.
Namun saat ini, setelah Bakhtiar – Darwin tidak lagi memimpin, cafe-cafe tersebut telah menjamur kembali, seakan dirawat dengan baik oleh Pemerintah. (red)