Kantong Berita, SIBOLGA – Para pedagang Pasar Sibolga Nauli yang telah direlokasi ke Stadion Horas Sibolga mengalami kekhawatiran terkait kenaikan tarif retribusi.
Menurut pedagang yang beroperasi di pasar yang dikelola oleh Pemerintah Daerah (Pemda) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Sibolga, sebelumnya tarif retribusi untuk pemakaian Etalase hanya sebesar Rp2500 per lapak.
Namun, mulai hari pertama kerja setelah Lebaran Idul Fitri, tarif tersebut naik dua kali lipat menjadi Rp5000 per lapak.
“Sejak Senin lalu kami dikenai biaya Retribusi Rp5000. Padahal sebelumnya kami membayar Rp3000, sama seperti saat berada di Pasar Nauli. Ditambah lagi biaya sampah Rp2000 per hari. Jadi setiap hari kami harus membayar total Rp7000 untuk retribusi,” ujar seorang pedagang yang bernama Pardede di Stadion Horas pada Rabu (19/5).
Namun, ada kebingungan terkait pengenaan tarif tersebut. Beberapa pedagang dikenakan tarif biasa sebesar Rp2500.
“Hanya sebagian dari kami yang diminta membayar Rp5000. Jika ini memang tarif yang ditetapkan, seharusnya diberlakukan secara merata, bukan hanya kepada kami,” protesnya.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh seorang pedagang telur yang bernama Pasaribu. Menurutnya, kenaikan tarif retribusi tersebut tidak sesuai dengan ketentuan.
Hingga saat ini, belum ada tiket dengan tarif baru sebesar Rp5000 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah.
“Belum ada tiket Rp5000. Yang diberikan kepada kami adalah tiket seharga Rp2500,” katanya.
Selain itu, pedagang juga memprotes kenaikan tarif karena penjualan mereka yang minim sejak dipindahkan dari Pasar Sibolga Nauli ke Stadion Horas.
“Kenaikan tarif ini sangat memberatkan kami, karena penjualan kami juga minim sekarang. Ini tidak adil bagi pedagang. Kami meminta agar kenaikan tarif ini ditinjau kembali,” tambahnya.
Meskipun demikian, Ketua Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sibolga, Yurni Safnita, tidak memberikan tanggapan ketika dihubungi melalui telepon genggam. (ril/red)