Medan  

PTAR Gelar Operasi Katarak Gratis, 827 Mata Berhasil Sembuh

PTAR Gelar Operasi Katarak Gratis, 827 Mata Buta Katarak Berhasil Sembuh
Foto : Presiden Direktur PT Agincourt Resources Muliady Sutio menyerahkan bola kepada penerima manfaat operasi katarak gratis, Alfandi Wijaya (11 tahun), warga Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, yang datang ke Medan didampingi ibundanya, Rohana. Empat anak-anak dari 827 penerima manfaat menjalani operasi katarak gratis yang digelar Agincourt Resources, dengan pasien termuda berusia 14 bulan. (Dok: PTAR)

Kantong Berita, MEDAN-Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, menutup bakti sosial operasi katarak gratis, Kamis (24/11/2022).

Sebanyak 827 mata buta katarak berhasil di operasi pada bakti sosial yang mengusung tema “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia” tersebut.

Para pasien dioperasi dan disembuhkan lewat tujuh putaran operasi di Tapanuli Selatan dan Kota Medan, Sumatra Utara, sepanjang September hingga November 2022.

Jumlah ini melampaui target awal, ini menjadi bukti besarnya antusiasme warga lingkar Tambang Emas Martabe hingga warga ibukota Sumatra Utara terhadap upaya konkret PTAR di bidang kesehatan masyarakat.

Acara penutupan digelar di Rumah Sakit (RS) Khusus Mata Mencirim 77, dihadiri oleh Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi. Kemudian, Presiden Direktur PT Agincourt Resources Muliady Sutio, Direktur & CFO PT Agincourt Resources Noviandri Hakim, dan Komisaris PT Agincourt Resources Linda Helena Darmalina.

Presiden Direktur PT Agincourt Resources Muliady Sutio dalam sambutannya menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam program mulia ini, sehingga seluruh putaran operasi katarak gratis berjalan lancar dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Menurutnya, rangkaian operasi katarak gratis ini dapat terselenggara karena dukungan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan, masyarakat sekitar area Tambang Emas Martabe, dan semua pemangku kepentingan di Tapanuli Selatan dan Sumatra Utara.

Muliadi menekankan, rangkaian operasi katarak gratis yang diadakan PTAR setiap tahunnya ini merupakan bukti konkret dari komitmen perusahaan dalam mendukung kesehatan masyarakat, utamanya masyarakat pra-sejahtera.

Dalam kerangka yang lebih luas, penyelenggaraan operasi katarak sejalan dengan poin ketiga Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/ SDG’s), yakni menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.

Operasi katarak gratis “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia” sudah diadakan oleh PTAR sejak 2011.

Tahun 2022 menjadi tahun kedelapan PTAR menggelar rangkaian operasi katarak gratis, tepatnya di RS Bhayangkara, Batangtoru, Tapanuli Selatan dengan jumlah mata yang dioperasi mencapai 525 mata serta di RS Mencirim 77 Medan dengan jumlah mata dioperasi sebanyak 302 mata.

Gubernur Sumatra Utara yang turut menyaksikan operasi katarak tersebut mengucapkan terima kasih kepada Agincourt Resources yang telah menyelenggarakan rangkaian operasi katarak gratis di Sumatra Utara.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, dirasakan manfaatnya oleh lebih dari 800 warga Sumatra Utara. Saya berharap operasi katarak gratis ini terus diadakan oleh Agincourt Resources, serta muncul Agincourt-agincourt lainnya yang menggelar kegiatan seperti ini,” kata Edy.

##Anak Berusia 14 Bulan Sembuh dari Katarak##

Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources, Katarina Siburian Hardono, menegaskan bahwa operasi katarak yang diadakan PTAR kepada warga pra-sejahtera penting dilakukan untuk menekan prevalensi buta akibat katarak yang cukup tinggi di Sumatra Utara.

Mengacu pada hasil Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RABB) tahun 2014-2016 saja, prevalensi kebutaan akibat katarak di Indonesia mencapai 1,9%, dengan sekitar 90% gangguan penglihatan terdapat di wilayah penduduk berpenghasilan rendah.

Di Sumatra Utara saja, nyaris 80% kebutaan pada penduduk usia 50 tahun ke atas disebabkan katarak yang tidak dioperasi, yang menurut data Kementerian Kesehatan, sebagian warga Sumatra Utara tidak menyembuhkan katarak yang dideritanya karena alasan biaya.

“Kepedulian PTAR terbukti membawa perubahan langsung bagi kehidupan masyarakat yang hasilnya dapat dirasakan seumur hidup. Sejak 2011 hingga saat ini, operasi katarak yang digelar PTAR telah menyembuhkan 8.945 mata katarak. Khusus tahun ini saja, sebanyak 827 mata dioperasi, sekitar 75% di antaranya berasal dari Tapanuli Selatan,” ucap Katarina.

Penerima manfaat yang menjalani operasi katarak pada tahun 2022 berasal dari berbagai Kabupaten/Kota, seperti Padangsidimpuan, Mandailing Natal, Kepulauan Nias, Kota Medan, Deli Serdang, dan Langkat.

Sebanyak 20 pasien yang berdomisili di Tapanuli Selatan dengan kondisi khusus dibawa ke RS Mencirim 77 Medan untuk dioperasi.

“Pasien yang didatangkan ke Medan dengan disertai pendamping masing-masing tidak mengeluarkan dana sepeser pun. Karena seluruh biaya transportasi dan akomodasi kami tanggung. Pasien yang didatangkan ke Medan ini salah satunya seorang anak berusia 14 bulan yang menderita katarak sejak lahir. Visi kami jelas, yaitu ingin memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh penerima manfaat,” ungkapnya.

Seorang penerima manfaat berusia 14 bulan, Mutiara Nur Olivia, menjadi pasien termuda di rangkaian operasi katarak gratis 2022.

Ibunda Mutiara, Epaliani, mengaku sangat bersyukur atas operasi katarak gratis yang diterima anaknya.

Dari rumahnya di Muara Batangtoru, Tapanuli Selatan, ia bersama suami mengantar anaknya yang menderita katarak pada kedua matanya itu untuk menjalani operasi katarak di RS Mencirim 77 Medan.

Epaliani dan suaminya, Pangihutan, awalnya sudah mengumpulkan uang untuk membawa Mutiara dioperasi. Uang tersebut berasal dari penghasilan Pangihutan sebagai buruh di perkebunan sawit.

Dengan mengikuti operasi katarak gratis PTAR, dana yang sudah terkumpul itu akan dialihkan untuk membiayai pendidikan Mutiara kelak.

Selain Mutiara, Alfandi Wijaya yang berusia 11 tahun, warga Langkat, juga menjadi penerima manfaat operasi katarak gratis yang digelar PTAR.

Alfandi diketahui menderita katarak saat usianya 4 bulan. Ia kerap menerima cibiran dari teman-temannya karena satu matanya katarak, apalagi ia tunarungu dan sulit berbicara.

“Saya ingin sekali Alfandi bisa melihat jelas, sehingga bisa belajar dan bermain sepakbola seperti anak-anak lainnya. Tetapi saya tidak punya biaya untuk operasi. Untunglah saya dengar Tambang Emas Martabe mengadakan operasi katarak gratis, jadi saya daftarkan Alfandi,” kata ibunda Alfandi, Rohana.

Bertahun-tahun sudah Rohana menanti mata Alfandi normal melihat, tetapi ia tak berdaya karena terbatasnya biaya.

Bebannya kian berat setelah suaminya meninggal dunia setahun lalu sehingga harus bekerja membuka toko kelontong demi menghidupi Alfandi dan tiga anak lainnya. (red)