Rontgen Mulut Rusak, Pasien Dirujuk ke Medan | Bara JP Singgung Pendapatan RS FL Tobing yang Surplus

Pasien Keluhkan Alkes Rumah Sakit FL Tobing Rusak Hingga Berbulan, DPRD Diminta Cek Ketersediaan Anggaran
Foto : Rumah Sakit FL Tobing Sibolga.

Kantong Berita, SIBOLGA-Sabam Hamonangan Napitupulu (39) pasien Rumah Sakit DR. Ferdinand Lumban Tobing akhirnya disarankan oleh dokter spesialis gigi untuk dirujuk ke Medan. Karena Rontgen mulut rumah sakit pemerintah tersebut lagi rusak.

Kejadian ini bukan kali pertama terjadi di rumah sakit ini, beberapa bulan yang lalu, seorang pasien yang mengalami sakit pinggang juga mengeluh akibat Rontgen pinggang yang sudah berbulan-bulan rusak. Ironis, tidak ada solusi alternatif yang berikan pihak rumah sakit terhadap pasien. Alhasil, pasien yang masih berstatus pelajar tersebut harus menahan sakitnya hingga Rontgen pinggang tersebut diperbaiki beberapa bulan kemudian.

Sabam mengaku kecewa dengan pelayanan rumah sakit plat merah tersebut. Menurutnya, kerusakan alat medis ini sangat membingungkan. Karena, sebagai rumah sakit Pemerintah, mustahil tidak ada anggaran untuk perbaikannya.

“Kemarin setelah diperiksa dokter spesialis gigi, saya disuruh Rontgen ke Medan, karena Rontgen disini sedang rusak. Masak gak ada uang pemerintah untuk memperbaikinya, sehingga pasien harus dirujuk ke luar kota,” ketua Sabam, yang ditemui usai keluar dari rumah sakit, Minggu (2/7/2023).

Hal itupun mendapat tanggapan dari Barisan Relawan Jalan Perubahan (Bara-JP) yang sangat menyayangkan kondisi rumah sakit tersebut.

Sekilas, Wakil Ketua Bara-JP Sibolga Hotma Purba mengaitkan kondisi tersebut dengan postingan media sosial Wakil Ketua DPRD Sibolga Jamil Zeb Tumori beberapa waktu lalu yang mengapresiasi pendapatan rumah sakit FL. Tobing yang mengalami surplus.

“Katanya surplus, kok memperbaiki alat medis aja gak bisa. Anehnya, yang surplus diapresiasi, barang yang rusak gak diperhatikan,” ketus Hotma.

Apalagi kata Hotma lanjut menjelaskan, sistem keuangan rumah sakit FL Tobing telah menerapkan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) atau mengelola secara langsung pendapatan secara fleksibel.

Artinya, tidak harus menunggu pengajuan anggaran dan persetujuan DPRD untuk mengeluarkan dana perbaikan alat medis tersebut.

“Atau dananya di deposit ke Bank, makanya susah untuk memperbaiki alat medis ini,” tukasnya.

Bara JP berharap Wali Kota Sibolga segera menindaklanjuti keluhan masyarakat ini, untuk meringankan beban pasien.

“Kalau semua dirujuk keluar kota, gimana dengan warga yang kurang mampu. Okelah untuk perobatannya gratis karena BPJS. Gimana pula dengan ongkos dan biaya hidup selama disana. Ini yang harus menjadi perhatian Wali Kota,” pungkasnya. (red)