Kantong Berita, TAPTENG-Perbaikan jalan Labuhan Angin yang saat ini dikerjakan, anggarannya ternyata berasal dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT. PLN Indonesia Power – PLTU Labuhan Angin PGU.
Hal itu diketahui dari Manager unit PT. PLN Indonesia power – PLTU Labuhan Angin Berlison Haloho saat dikonfirmasi via telepon selularnya, Rabu (1/11/2023).
“Sore Bang…anggaran nya dari CSR pemanfaatan FABA (Fly Ash Bottom Ash atau limbah sisa pembakaran batubara). Dan ini merupakan suatu metode baru untuk memanfaatkan FABA yg ada di Labuhan Angin sebagai campuran semen. Tks,” tulis Berlison lewat pesan singkat WhatsApp, menjawab wartawan.
Namun saat wartawan mencoba mempertanyakan seputar kualitas pekerjaan yang diragukan oleh warga, Berlison buru-buru memblokir nomor wartawan. Pesan singkat yang ditujukan padanya terlihat centang satu dan foto profilnya pun tidak kelihatan lagi.
Diberitakan sebelumnya, akses jalan menuju Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin, yang sudah bertahun-tahun rusak parah, kini mulai diperbaiki.
Namun belum dapat dipastikan apakah dana pengerjaan jalan tersebut bersumber dari uang negara atau tidak. Sebab, dilokasi pengerjaan tidak ditemukan adanya plang informasi.
Dari informasi yang diperoleh, lewat rekaman video diketahui kalau jalan tersebut dikerjakan dengan sistem cor bertulang, seperti pertama kali jalan tersebut dibangun.
Sayangnya, dibalik kegembiraan masyarakat sekitar dengan dibangunnya jalan tersebut, ditemukan banyak kejanggalan pada pengerjaan jalan tersebut.
Salahsatunya, tidak ditemukan Batching Plant atau alat konstruksi yang gunanya sebagai tempat untuk memproduksi beton ready mix dalam jumlah yang besar dilokasi pengerjaan.
Sementara, alat ini merupakan salahsatu penunjang untuk memperoleh beton yang berkualitas tinggi.
Dilokasi hanya ada sebuah truk mixer, yang diduga digunakan sebagai pengganti Batching Plant untuk mencampur bahan material cor.
Tak hanya itu, air yang dipakai untuk campuran semen disedot dengan menggunakan selang dari parit sekitar yang merupakan air payau, campuran air tawar dengan air laut.
Kemudian, pemakaian besi sebagai tulangan beton, juga diduga tidak menggunakan wiremesh atau besi pabrikasi berkualitas. Tulangan yang dipakai adalah besi biasa yang di las manual oleh rekanan.
Yang paling anehnya, campuran cor beton diduga tidak menggunakan kerikil.
Dari hasil temuan ini, kualitas beton untuk jalan yang juga merupakan akses menuju pangkalan Angkatan Laut dan beberapa desa sekitar, sangat diragukan. Diperkirakan, jalan tersebut nantinya tidak akan bertahan lama.
Dengan kualitas pengerjaan tersebut, sangat disayangkan bila dananya berasal dari uang negara.
Untuk memastikan sumber dana proyek tersebut, wartawan mencoba menghubungi salah seorang petinggi PLTU Labuhan Angin melalui telepon selularnya, namun tidak berhasil. (red)