Image Grid
banner 685x374
banner 685x374
banner 685x374
Hukum  

Orangtua Remaja Korban Pembacokan Minta Polisi Tangkap Pelaku

Foto : Korban ARS saat menjalani perawatan di RSUD DR FL Tobing Sibolga.

kantongberita.com, SIBOLGA | Hingga kini, 1 dari 3 remaja yang menjadi korban pembacokan di Dusun IV Hutaimbaru Desa Tapian Nauli IV Kecamatan Tapian Nauli, Tapanuli tengah, Sumatera Utara, masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah DR. FL. Tobing Sibolga.

Dari Rima Hutasoit (39) ibu dari korban ARS (14) diketahui bahwa pelaku maupun keluarganya belum punya itikad baik terhadap kejadian yang dialami anaknya. Karena, hingga Sabtu (1/3/2025) sore, pihak pelaku tidak pernah menjenguk anaknya di rumah sakit.

“Sampai sekarang, mereka (keluarga pelaku, red) belum pernah datang,” kata Rima.

Ditemui di salah satu ruangan anak di RSU FL Tobing Sibolga, Rima menceritakan awal mula dia tahu kalau anaknya telah dibacok seseorang di Poriaha, dari keponakannya, yang nyaris menjadi korban keberingasan pria berinisial TS tersebut.

Diapun diminta segera datang ke rumah sakit, karena anaknya bersama 2 korban lainnya tengah menjalani perawatan oleh tim medis RSUD DR FL. Tobing.

“Saya dikabari oleh keponakan, yang jadi korban juga. Tapi berhasil dia lari waktu kejadian, makanya gak kena dia. Katanya, anakku dibacok orang, sekarang sudah dibawa ke rumah sakit,” kata Rima sembari mengingat kalau sebelum kejadian dia sudah berulang kali melarang ARS untuk tidak pergi ke Poriaha.

Warga Aek Parira Sibolga Julu, Kecamatan Sibolga Utara ini berharap keadilan dapat ditegakkan oleh pihak Kepolisian terhadap kejadian yang dialami anak ketiganya tersebut.

“Kami berharap, Kapolres Tapteng bisa memberikan keadilan kepada kami. Segera tangkap pelakunya,” tukas Rima.

Sementara itu, kondisi ARS saat ini baru selesai menjalani operasi pertama, pada ibu jari kaki kanannya yang nyaris putus akibat sabetan senjata tajam milik pelaku TS.

Menurut Rima, mereka masih menunggu konfirmasi dari pihak rumah sakit yang telah merencanakan untuk merujuk ARS ke salah satu rumah sakit di Medan untuk menjalani operasi kedua.

“Kami masih menunggu, kapan mau operasi kedua di Medan. Karena, operasi pertama, disini sudah selesai,” pungkasnya.

Terkait biaya perobatan, Rima masih belum tahu harus memperoleh uang darimana. Namun dia berharap, ada pihak yang bersedia membantu perobatan anaknya tersebut.

“Pihak rumah sakit sampai sekarang belum menagih uang perobatan. Kami juga bingung, gimana nanti biayanya ini sampai ke Medan. Saya minta tolong kalau ada yang bisa membantu kami untuk pembayaran perobatan. Kalaupun nanti gak ada, terpaksa kami dan orangtua pemilik sawah yang patungan,” tukasnya.

##ARS : Saya lihat dia membabi-buta membacok kami##

ARS (14) yang masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah DR FL Tobing masih trauma dengan kejadian yang menimpanya.

Kepada wartawan, ARS yang masih terbaring diatas tempat tidur rumah sakit menyebut pelaku TS menyerang mereka dengan membabi buta.

Menurutnya saat kejadian dia sedang tidur-tiduran di pondok sawah milik orangtua teman sekolahnya JHS (14). Karena malam itu, dia bersama 5 temannya disuruh menjaga sawah oleh orangtua JHS.

“Karena banyak pencuri padi, jadi kami disuruh jaga sawah sama orangtua kawanku. Waktu kejadian aku lagi tidur-tiduran, jadi gak tahu kali aku apa yang terjadi,” kata ARS.

Kejadian menurut siswa kelas IX ini bermula saat dia dan teman-temannya lagi bercanda sambil berteriak ditengah sawah. Saat itu teriakan mereka mengundang amarah dari pelaku TS dan 4 rekannya.

Pelaku dan teman-temannya kemudian mendatangi para remaja tersebut dan langsung membentak mereka didalam pondok.

Mereka kemudian dituduh sebagai pencuri padi oleh pelaku, sambil mengayunkan parang yang dibawahnya kepada para remaja tersebut.

“Woi kami bilang, dibalas dari arah kampung woi, katanya juga. Tak berapa lama datanglah bapak-bapak ini 5 orang, dibilangnya kami pencuri. Membabi buta dia membacok kami. Pertama hidung kawanku ditokoknya dengan sarung parangnya sampai berdarah. Waktu dia mau membacok aku, kutangkis pakai kakiku,” ungkap ARS sambil memperlihatkan kaki kanannya yang telah dibalut perban.

Dalam keadaan luka, ARS bersama temannya yang lain langsung kabur kearah jalan Rampah-Poriaha, dan melaporkan kejadian tersebut kepada orangtua JHS.

“Berdarah-darah lah kami lari lewat jalan Rampah ke rumah kawanku itu. Habis itu di bawalah kami ke rumah sakit ini,” tukasnya.

Hingga berita ini diterbitkan, masih belum ada keterangan yang diperoleh dari pihak Polsek Kolang. (ts)

Image Grid
banner 951x1280
banner 951x1280