kantongberita.com, SIBOLGA | Pedagang Pasar Sibolga Nauli kembali menggelar aksi demo di depan kantor Wali Kota Sibolga, Rabu (28/2/2024).
Dugaan jual beli lapak di pasar Sibolga Nauli kembali di orasikan. Dimana menurut pedagang, lapak emperan tersebut dibandrol dengan harga bervariasi dari mulai Rp17 juta sampai Rp40 juta.
Mereka juga mengungkapkan pelaku jual beli lapak ini merupakan 2 pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sibolga, yakni Ananta Siregar yang menjabat sebagai Kepala Bidang Perdagangan dan Lampir Simanjuntak, seorang staf UPT Pasar Sibolga Nauli.
“Ada transaksional didalam Pasar Sibolga Nauli. Lapak dibahikan tengah malam. Kenapa harus tengah malam, kenapa tidak pagi atau siang lapak itu dibagikan,” seru para pendemo.
Pada aksi tersebut, para pedagang menyerukan kepada pihak penegak hukum untuk mengungkap kasus jual beli lapak tersebut dan menangkap para pelakunya.
Suasana demo sempat memanas, setelah para pedagang mengetahui dari seorang Polisi pengaman aksi, kalau Wali Kota Sibolga Jamaluddin Pohan tidak berada di kantor.
Para pedagang memaksa masuk kedalam kantor Wali Kota dengan cara mendorong pagar yang terkunci dan dijaga oleh petugas dari Kepolisian bersama Satpol PP.
Bahkan, beberapa pedagang sampai memanjat pagar untuk masuk kedalam areal kantor Wali Kota.
Saling dorongpun terjadi antara petugas dan pedagang, hingga membuat pagar kantor Wali Kota nyaris ambruk.
“Kami bukan mau mencuri, kami hanya mau masuk ke dalam. Ini adalah gedung yang dibangun dengan uang rakyat. Jangan halangi kami masuk. Kami Naya mau tahu bagaimana tanggapan Wali Kota terhadap nasib kami. Ini masalah sejengkal perut pak,” seru Lorencus Sianturi, salah seorang pedagang yang menjadi orator aksi.
Beberapa saat kemudian, 6 perwakilan para pedagang pun diterima oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Rudolf Supratman Butarbutar, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Bustanul Arifin, serta Sekretaris Disperindag Sibolga Lindung Simanullang.
Selain dugaan jual beli lapak, kepada perwakilan Pemko Sibolga tersebut para pedagang juga meminta agar Pemerintah segera melakukan penataan ulang para pedagang di Pasar Sibolga Nauli.
Mereka mencontohkan pedagang Kelapa yang ditempatkan di lantai 3 gedung pasar. Sementara pedagang emas ditempatkan di lantai 1.
Tak hanya itu, mereka juga mengaku menolak lapak yang diberikan oleh pihak Disperindag yang dinilai tidak layak, karena berada didepan lapak pedagang ayam.
“Kami ditempatkan di dekat pedagang ayam. Sama saja mereka menganggap kami seperti binatang,” kata Lorencus.
Kemudian, para pedagang juga meminta agar Pemko Sibolga mengungkap pembangunan kanopi di dalam areal pasar yang dibiayai oleh beberapa oknum pengusaha diluar dari Pemerintah.
Para pedagang yang didampingi oleh mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tersebut kemudian mengancam akan menggelar aksi demo besar-besaran, bila tuntutan mereka diaksi kedua ini tidak diindahkan Wali Kota Sibolga.
“Kami akan melakukan aksi lebih besar lagi, kalau Pemerintah tidak bertindak tegas dengan semua persoalan di pasar Sibolga Nauli. Kami siap mendampingi kalau bapak-bapak datang ke pasar Sibolga Nauli,” kata perwakilan mahasiswa.
Para pedagang pun akhirnya membubarkan diri dengan tertib, setelah perwakilan Pemko Sibolga menandatangani surat pernyataan yang dibubuhi materai, yang isinya akan menindaklanjuti tuntutan para pedagang dalam waktu 1 Minggu kedepan. (red)