Begini Kisah Tele Sihotang, Nelayan KM. Mikhel yang Selamat

Foto : Tele Sihotang, Nelayan KM. Mikhel yang berhasil selamat.

Kantong Berita, SIBOLGA – Selama seminggu terakhir, cuaca buruk telah melanda perairan di sekitar pantai barat Sumatera Utara. Salah satu kapal nelayan dari Sibolga dilaporkan hilang kontak di bagian utara Pulau Mursala, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Informasi yang diperoleh dari Kepala Kantor Basarnas Nias, M. Agus Wibisno, melalui Kepala Seksi Operasi, Benteng Hilton, mengindikasikan bahwa kapal yang hilang adalah KM. Mikhel.

KM. Mikhel berangkat dari Tangkahan Bintang Jaya, Sibolga, dengan 5 Anak Buah Kapal (ABK). Diperkirakan kapal tersebut kehilangan kontak antara Pulau Mursala dan Pulau Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Benteng Hilton menyatakan bahwa pada awal keberangkatan, kapal masih dapat dihubungi oleh pihak perusahaan, tetapi kemudian kehilangan kontak dua hari setelahnya.

Berdasarkan informasi terakhir dari pengurus kapal, kontak terakhir dengan KM. Mikhel terjadi pada 29 Maret 2021. Pengurus kapal juga menerima laporan dari seorang nelayan di sekitar Pulau Mursala yang menemukan beberapa fiber yang diduga milik KM. Mikhel.

Meskipun upaya pencarian telah dilakukan oleh pengurus kapal dan para nelayan, hingga saat ini kapal tersebut masih belum ditemukan. Oleh karena itu, pengurus kapal melaporkan kehilangan tersebut kepada KN. SAR Nakula-230 untuk meminta bantuan dalam pencarian. Tim gabungan Basarnas sudah berangkat untuk melakukan operasi SAR.

Dalam proses pencarian, Koordinator Pos SAR Sibolga dan Kapten Kapal KN. SAR Nakula telah berkoordinasi dengan pihak lain, termasuk Kapal Polair Mabes Polri, Lanal Sibolga, dan pengurus KM. Mikhel.

Pemilik kapal, Anto Piliang, menjelaskan bahwa KM. Mikhel adalah kapal penangkap ikan tradisional yang baru saja pulang melaut. Dari lima ABK di kapal tersebut, baru satu yang ditemukan terdampar di sekitar Pulau Situngkus, Tapteng.

Pihak keluarga yang menunggu di Tangkahan Bintang Jaya, Sibolga, berharap agar KM. Mikhel segera ditemukan.

Salah seorang ABK yang berhasil selamat, Tele Sihotang, menjelaskan bahwa kapal itu karam di perairan antara Pulau Mursala dan Pulau Karang, Kecamatan Andam Dewi, Tapteng, setelah terhantam badai.

Tele bercerita bahwa setelah kapal tenggelam, dia berusaha menyelamatkan diri dengan mencari fiber yang mengapung di sekitar kapal. Beruntung dia berhasil sampai di Pulau Situngkus dan ditemukan oleh sebuah kapal bagan.

Pencarian terhadap empat korban lainnya masih berlangsung, dengan harapan dapat segera menemukan mereka.