Kantong Berita, TAPTENG-Sultanate Institute telah memberikan tiga rekomendasi terkait pelestarian Situs Bongal di Desa Jago-jago, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Rekomendasi tersebut disampaikan kepada Bupati Tapanuli Tengah, Bakhtiar Ahmad Sibarani, pada Rabu (23/2/2022) di kantor Bupati Tapanuli Tengah di Pandan.
Menurut Direktur Sultanate Institute, Tori Nuariza, riset mengenai Situs Bongal telah dilakukan selama tiga tahun terakhir. Riset ini dimulai dengan survei kawasan dan penemuan pada akhir tahun 2020, yang kemudian melahirkan kerja sama riset dan ekskavasi antara Sultanate Institute dan Balai Arkeologi Sumut pada tahun 2021. Pada tahun 2022, riset ini melibatkan para peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang terdiri dari berbagai ahli arkeologi.
Dalam studi pustaka, Sultanate Institute menemukan tiga pelabuhan terkenal pada abad 7 hingga 10 M, yaitu Fansur, Palembang, dan Lamuri, yang kemudian dikaitkan dengan Situs Bongal. Kawasan ini diyakini sebagai penghasil komoditas seperti kafur, gaharu, kemenyan, dan emas yang menjadi daya tarik perdagangan internasional pada masa itu. Temuan-temuan arkeologis seperti sisir tenun, fragmen kayu kapal, koin era umayyah dan abbasiyah, botol kaca dari Timur Tengah, dan lainnya mendukung keberadaan Situs Bongal sebagai bagian dari sejarah tersebut.
Berbagai temuan ini membuat Sultanate Institute merekomendasikan tiga hal untuk pelestarian Situs Bongal. Pertama, mendirikan museum di kawasan Situs Bongal yang memamerkan temuan-temuan dari situs tersebut. Kedua, melakukan konservasi terhadap komoditas aromatika seperti kafur, gaharu, dan kemenyan yang langka namun masih diminati di pasar global. Ketiga, meminta dukungan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Pusat untuk menetapkan Situs Bongal sebagai Cagar Budaya Nasional dan memberikan dukungan anggaran untuk pelestarian kawasan tersebut.
Bupati Tapanuli Tengah, Bakhtiar Ahmad Sibarani, mendukung riset yang dilakukan oleh Sultanate Institute terhadap Situs Bongal. Beliau berharap riset tersebut dilakukan dengan teliti dan tidak menyesatkan sejarah. Bakhtiar juga berharap agar Situs Bongal dapat dikenal tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia, bahkan menjadi situs penting yang diakui oleh UNESCO. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah juga telah melakukan berbagai kebijakan yang mendukung riset dan pelestarian Situs Bongal, termasuk pembangunan infrastruktur untuk mempermudah akses menuju situs tersebut.