kantongberita.com, TAPTENG | Desa Masundung, salah satu Desa yang berada di Kecamatan Lumut Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, yang telah ada sejak tahun 1800-an.
Dari sejarahnya, Desa yang berada di perbukitan ini dibuka pertama kali oleh Marga Sipahutar bernama Ompu Enga, yang kemudian menjadi Raja Ni Huta pertama Masundung.
Hingga tahun 1950, Desa yang berbatasan dengan Kecamatan Pinangsori ini terus dipimpin secara regenerasi oleh keturunan Ompu Enga.
Tercatat, Raja Ni Huta Masundung yang terakhir kali memimpin bernama Benjamin Sipahutar.
Seiring waktu berjalan, dan zamanpun terus berubah, keturunan Sipahutar pun banyak yang bermigrasi ke daerah lain.
Awalnya mereka turun bermigrasi ke Pinangsori, Daerah terdekat yang saat itu suasananya sudah lebih maju. Dan saat itu, Masundung pun tidak lagi punya Raja Ni Huta hingga akhir tahun 2023.
Melihat kondisi tersebut, Kepala Desa Masundung yang merupakan perpanjangan tangan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah kemudian merencanakan untuk menetapkan kembali Raja Huta Masundung.
Bermodalkan rasa kepedulian yang besar terhadap Desa tersebut, Hotmartogi Batubara pun menemui para keturunan Raja Ni Huta Masundung. Baik yang masih tinggal di Desa tersebut, maupun yang sudah menetap di Daerah lain.
Setelah melalui berbagai tantangan, usaha Hotmartogi mendirikan kembali kerajaan Sipahutar di Masundung ternyata membuahkan hasil.
Dari beberapa kali pertemuan yang dilakukan, akhirnya seluruh keturunan Ompu Enga Sipahutar setuju untuk dilakukan pengukuhan kembali seorang Raja Huta Masundung.
Merekapun telah memilih seorang dari keturunan Raja terdahulu untuk menjadi pemimpin Masundung yang baru, dengan 2 orang Wakilnya yang juga berasal dari keturunan Raja Masundung.
Terpilih sebagai Raja Ni Huta Jaenga Sipahutar, dengan Wakil Immanuel Okto Sipahutar dan Wakil II Rosinton Sipahutar.
Acara penetapan Raja Huta, sekaligus Namora Boru dan Hatobangan ni Huta digelar Sabtu (27/7/2024). Diawali dengan ziarah dan berdoa di makam Raja Masundung pertama.
Kemudian, dilanjutkan dengan kunjungan ke Rumah Bolon (Rumah Besar), rumah pertama kali berdiri di Masundung yang menjadi tempat tinggal Raja Masundung pertama.
Adapun Thema acara pengukuhan tersebut dikutip dari ayat Alkitab, yakni surat Mazmur 118 : 23, Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenaNya.
Dengan Sub Thema : melalui pesta seluruh keturunan Sipahutar boru-bere, parripena yang ada di desa Masundung bersaksi bahwa Tuhan Allah lah yang memilih, Tuhan Allah yang menentukan dan Tuhan Allah yang mensucikan. Terpujilah Tuhan Allah.
Dari laporan Ketua Panitia pengukuhan, Daniel Sipahutar didampingi Sekretaris Rosinton Sipahutar dan Bendahara Rusman Sitompul, yang juga merupakan keturunan Raja Masundung menjelaskan sekilas riwayat Desa dan silsilah Raja Masundung. Dimana menurutnya, Raja Huta terakhir bernama Benjamin Sipahutar, yang menikah dengan seorang wanita asal Sipirok, Boru Siregar.
Juga dikisahkan bahwa, saudara kandung dari Boru Siregar menikah dengan Marga Batubara, yang tak lain adalah Ompu dari Kepala Desa Masundung saat ini Hotmartogi Batubara, yang juga merupakan putra asli Desa Masundung.
Dalam sambutannya pada acara pengukuhan Raja Huta Masundung tersebut, Hotmartogi mengaku sangat bahagia, telah terpilih kembali Raja Huta di Desa binaannya. Sekaligus kata dia, juga telah ditetapkan peraturan Desa, yang akan menjadi pedoman masyarakat Masundung dalam berperilaku di kesehariannya.
“Kami dibukakan Tuhan pintu untuk menetapkan kembali keturunan Raja Masundung. Raja itu, tidak ada pemilihan, namun raja itu adalah keturunan,” kata Hotmartogi.
Dengan perasaan haru melihat semua keturunan Raja Masundung terdahulu dapat berkumpul, Hotmartogi kemudian mengajak mereka untuk saling bergandengan tangan, baik dengan masyarakat maupun dengan Pemerintah.
Dan pesannya kepada Raja Huta terpilih, agar mengemban tanggungjawabnya dengan bijaksana.
“Sadarilah yang diembankan kepadamu adalah tanggungjawab Ompu kita. Pimpinlah masyarakat Desa Masundung. Kami dari Pemerintah siap mendukung raja Huta yang sebentar lagi kita kukuhkan,” ungkapnya.
Pengukuhan Raja Huta Masundung ditandai dengan pemberian ulos dan penyerahan Tungkot Tunggal Panaluan oleh keturunan tertua Marga Sipahutar kepada Raja Masundung baru.
Adapun Namora Boru Ni Huta yang terpilih mendampingi Raja Huta diantaranya, Markueng Sitompul, Sabam Silitonga dan James Riadi Siahaan.
Sementara, untuk Hatobangan Ni Huta, terpilih di Dusun I, Framndus Sitompul dan Sabam Silitonga. Untuk Dusun II, terpilih Aroli Hulu dan Odaligo Harefa. Dusun III, Yustinus Y. Waruwu dan Subur Sipahutar. Kemudian, untuk Dusun IV, ada Fnaha Halawa dan Setianus Halawa. (red)