banner 728x250

banner 728x250

Pembagian Bantuan Dampak Virus Corona di Sibolga; Kepling Diduga Tebang Pilih

Foto : Warga lingkungan 3 Kelurahan Pancuran Dewa menggeruduk rumah Kepling.

Kantong,SIBOLGA-Pembagian bantuan dampak virus Corona atau Covid-19 di Sibolga, Sumatera Utara, ricuh, Kamis (2/4). Pasalnya, Kepala Lingkungan (Kepling) 3, Kelurahan Pancuran Dewa, Kecamatan Sibolga Sambas dinilai tebang pilih dan tidak transparan dalam pembagian bantuan yang dikucurkan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Sibolga tersebut.

Wargapun berbondong-bondong mendatangi rumah Kepling, untuk mempertanyakan data warga penerima bantuan yang dinilai tidak sesuai.

“Kami keberatan, Kepling 3 sepihak dalam pendataan bantuan dari Pemkot Sibolga,” seru warga yang menggeruduk rumah Kepling.

Ternyata, warga sebelumnya juga sudah menaruh kesal dengan Kepling tersebut. Karena sosoknya yang dinilai sombong dan arogan. “Di kau-kau kannya aku tadi, ini kepling sombongnya minta ampun,” kata warga.

Sementara itu, menurut seorang warga lainnya bernama Agustina Simanjuntak, informasi yang dia terima, siapa saja yang tidak dapat voucher bantuan agar menemui Kepling. Dengan membawa Kartu Keluarga, untuk mendapatkan bantuan berupa beras. Namun, saat warga ingin mendaftarkn diri, Kepling seolah menghindar dengan alasan kalau semua berkas data penerima bantuan telah terkirim.

“Ada lagi bantuan untuk tukang becak tapi itu Kepling tidak pergi mendata ke belakang. Padahal menantu saya juga tukang becak. Jadi pergi saya tadi ke rumah Kepling saya tanyakan itu namun kata kepling berkas sudah dikirimnya,” kata Agustina.

Anehnya masih kata Agustina, Kepling 3 malah menyuruh mereka untuk melapor ke Kepling IV. Hal tersebut membuat warga semakin bingung dan menduga kuat kalau Kepling mereka tersebut sengaja berbuat demikian untuk mengecoh warga.

“Jadi disini kita tidak tau maksud dia apa,” ketusnya.

Terpisah, Kepling 3 Harianto saat dikonfirmasi wartawan mengatakan bahwa yang dia data sebagai penerima bantuan adalah para penarik becak. “Datanya ada cuma masih di Kantor kelurahan,” kilahnya.

Terkait adanya warga yang mengaku tidak kebagian bantuan, Harianto mengarahkan agar diselesaikan melalui Kantor Kelurahan. “Jatahnya itu ada 18 orang untuk parbecak dan pedagang kecil,” sebutnya. (ril/kb)

Print Friendly, PDF & Email