Pembangunan Rabat Beton di Sibuluan Nalambok Dituding Asal Jadi; Begini Penjelasan Ketua Pokmas

Kantong Berita, TAPTENG-Sempat viral di media sosial, pembangunan jalan rabat beton di Kelurahan Sibuluan Nalambok, Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah dituding dikerjakan asal jadi. Karena baru selesai dikerjakan, bangunan tersebut sudah retak.

Di media sosial tersebut, pemilik akun bernama Ribu Simatupang mengunggah fotonya di lokasi pembangunan dengan kondisi bangunan sudah retak.

Tak hanya itu, ada juga foto yang di unggah dengan kondisi bangunan patah.

Menanggapi tudingan postingan tersebut, Ketua Pokmas Liantonius Hutagalung didampingi Kepling V, Joni Panggabean ditemui di lokasi pembangunan, membantah.

Diterangkannya, jalan yang dibangun menggunakan dana Kelurahan tahun 2020, yang direncanakan sepanjang 300 m dengan ketebalan 13 cm dan lebar 200-300 m dengan besar anggaran Rp169.000.000, baru selesai dikerjakan 50 % di masa kepemimpinan Togar Banjarnahor sebagai Lurah Sibuluan Nalambok.

Dengan besaran dana yang mereka terima, jalan tersebut telah dikerjakan sesuai perencanaan.

“Ini belum selesai, baru 50 persen. Tadi kami hitung panjangnya 179,8 cm. Sudah kami kerjakan sesuai dengan petunjuk. Setengah lagi anggaran belum diambil dan akan dilanjutkan oleh Lurah yang baru,” kata Liantonius, Kamis (14/8).

Diketahui kalau Togar Banjarnahor, tidak lagi menjabat sebagai Lurah Sibuluan Nalambok sekitar 2 bulan yang lalu.

Kini, jabatan tersebut digantikan oleh Halomoan Juliferi Sinaga, yang akan melanjutkan sisa pembangunan jalan rabat beton tersebut.

Terkait kerusakan bangunan, Liantonius mengaku telah memperbaikinya.

“Sudah kami perbaiki. Ini bukan patah, tapi retak saja. Kalau soal retak itu, setiap pekerjaan selalu ada kurangnya dan ada lebihnya,” ungkapnya menambahkan kalau para pekerja bangunan yang mengerjakan jalan tersebut merupakan warga sekitar.

Menurut Liantonius, Rp169.000.000 dana yang dianggarkan untuk pembangunan jalan rabat beton sepanjang 300 m tersebut, terlalu kecil. Inilah katanya yang menjadi alasan ketebalan bangunan hanya 13 cm.

“Kalau perhitungan saya, 300 meter itu terlalu panjang untuk dana Rp169 juta. Lebar jalan ada yang 3 meter, ada yang 2 meter dengan ketebalan 13 cm. Kalau 100 meter panjangnya, ketebalannya biasanya 20 cm. Karena dananya gak cukup. Sementara permintaan masyarakat harus diselesaikan, makanya ketebalannya kami kurangi,” pungkasnya.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh mantan Lurah Sibuluan Nalambok, Togar Banjarnahor yang turut hadir di lokasi pembangunan.

Katanya, tak hanya mengurangi ketebalan bangunan, mereka juga mengurangi mutu beton dalam perencanaan, untuk menyesuaikan anggaran dengan volume yang direncanakan.

“Yang sekarang ini K125. Karena, anggaran yang ada hanya Rp169 juta. Sementara, panjang jalan yang mau dibangun 300 meter. Makanya, gak bisa K225,” kata Togar. (tin/kb)