Kantong Berita, TAPTENG-Kunjungan terakhir reses Wakil Ketua DPRD Sumut Rahmansyah Sibarani,SH, Rabu (8/3/2023) di SMAN 1 Tukka, Kabupaten Tapanuli tengah.
Kali ini Rahmansyah disambut tari tortor oleh siswa, guru dan Kepala SMAN 1 Tukka Faisal Napitupulu, dengan mengenakan ulos Batak.
Di sekolah ini, politisi Partai NasDem tersebut menerima keluhan dari salah seorang guru honorer bernama Lam Torkisma Panggabean yang mengaku belum juga diangkat sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Sedangkan, dia dan 13 guru SMAN 1 Tukka sudah dinyatakan lulus seleksi.
Oleh karena itu, Lam Torkisma meminta Rahmansyah untuk memperjuangkan nasib mereka, agar segera diangkat sebagai PPPK.
“Ada 14 guru yang lolos PPPK, tapi sampai sekarang belum ada pengangkatan. Kami minta tolong kepada pak Rahmansyah, agar kami segera diangkat PPPK,” kata Lam Torkisma.
Kemudian, pria yang kesehariannya mengajar bidang study Agama Islam tersebut meminta pimpinan DPRD Sumut tersebut agar membangun Mesjid di sekolah tersebut, untuk pembinaan akhlak siswa-siswi SMAN 1 Tukka.
Menanggapi aspirasi guru honorer yang ingin segera diangkat sebagai PPPK, Rahmansyah menjelaskan sekilas penyebab ditundanya pengangkat PPPK. Katanya, hal tersebut dikarenakan kondisi keuangan Pemerintah Pusat yang tidak memadai pasca Covid-19 melanda.
Diterangkannya, sebelumnya Pemerintah Provinsi Sumut (Pemprovsu) mengajukan kuota PPPK sebanyak 12.000 orang. Namun, karena recofusing anggaran untuk penanganan Covid-19, Pemerintah Pusat kemudian menyurati Pemprovsu, yang meminta agar penggajian PPPK ditampung melalui APBD Pemprovsu.
Sementara, bila dilihat dari jumlah APBD Pemprovsu yang hanya sebesar Rp13 Triliun, diperkirakan hanya mampu menampung 900 PPPK.
“Paling tidak setengahnya, dari 12.000 orang yang kita usulkan, sekitar 6000 orang maunya yang direalisasi,” kata Rahmansyah.
Meski demikian, Rahmansyah berjanji akan terus berjuang agar guru yang telah dinyatakan lulus segera diangkat menjadi PPPK.
“Jadi, kami mohon doa, kiranya keuangan pemerintah pusat stabil, dan dapat menalangi gaji PPPK yang kita usulkan. Jangan percaya kalau ada oknum yang mengaku dapat meluluskan PPPK, saya jamin tak ada yang bisa meluluskannya,” tegasnya.
Terkait usulan pembangunan Mesjid sekolah, putra kelahiran Barus tersebut mengaku tahun ini akan segera direalisasi.
“Saya pastikan tahun ini kami bantu pembangunan Mesjid, segera kasih proposalnya,” pungkasnya.
Aspirasi lainnya disampaikan oleh Ketua Komite SMAN 1 Tukka, Tambunan yang meminta Rahmansyah untuk memperjuangkan dana Biaya Operasional Penyelenggaraan (BOP) yang kini hanya dibayar separuh. Mereka meminta Pemprovsu membayar penuh, agar sekolah tidak lagi memungut uang sekolah atau SPP.
“BOP 2020-2021 ada ditampung oleh Pemprovsu. 2021-2022 kosong. 2022-2023 hanya setengah. Kami minta agar diberikan 100%. Karena itu, kami jadi buat SPP,” kata Tambunan.
Menanggapi itu, Rahmansyah menjelaskan bahwa saat ini, BOP tidak lagi dibayarkan sesuai jumlah keseluruhan siswa di sekolah tersebut. Melainkan, dihitung sesuai jumlah siswa miskin.
“BOP sekarang tidak semuanya lagi, hanya siswa miskin. Dulu semuanya, sekarang gak bisa lagi. Yang buat peraturan bukan kita, tapi dari pusat. Di P-APBD 2022 sudah kita masukkan, sekolah mengirim data siswa miskin,” pungkasnya.
Sama seperti beberapa sekolah yang dikunjungi Rahmansyah, SMAN 1 Tukka juga menerima bantuan dari Rahmansyah berupa peralatan olahraga.
Hadir mendampingi Rahmansyah, Kacabdis Wilayah X Sumut Elvrida Sinaga dan beberapa kepala sekolah tingkat SMA dan SMK. (red)