Kapal Asal Singapura dan Jakarta Dikarantina; KSOP Sibolga Minimalisir Penyebaran Virus Corona

Foto : Terminal Pelabuhan Sambas/Pelindo Sibolga

KantongBerita,SIBOLGA – Berdasarkan data dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sibolga, Sumatera Utara, terdapat satu kapal asing yang masuk ke Sibolga. Kapal tersebut adalah kapal pengangkut aspal dari Singapura. Selain itu, ada juga satu kapal asal Jakarta yang tercatat, yaitu kapal pengangkut peti kemas.

Meskipun demikian, KSOP telah mengambil langkah-langkah ketat untuk meminimalkan penyebaran virus Corona atau Covid-19 dengan memperketat aturan bagi kru kapal. Para kru dari kedua kapal tersebut terlebih dahulu dikarantina di atas kapal dan tidak diperbolehkan turun ke darat.

Selain itu, KSOP juga menerapkan aturan untuk mengirim riwayat kesehatan seluruh kru kapal sebelum sandar di Pelabuhan Sambas Sibolga. Setelah tiba di dermaga, para kru juga diperiksa kesehatannya oleh KKP untuk memastikan bahwa tidak ada virus Corona yang dibawa oleh kapal tersebut.

Meskipun tindakan ini dianggap keras, Kepala KSOP Sibolga, Augustia Waruwu, tidak mempedulikannya. Bahkan, dia menceritakan pengalaman saat mengusir kapal Kontainer yang telah berlabu di dermaga Pelabuhan Sambas setelah mengetahui bahwa seorang kru kapal mengalami demam tinggi.

“Kemarin, ada satu orang yang mengalami demam. Suhu badannya pertama kali mencapai 37,9 derajat Celsius. Saya perintahkan kapal tersebut untuk keluar. Kami meminta kapal tersebut untuk berlabu di belakang Poncan, dengan koordinat yang telah ditentukan. Siang harinya, saya memerintahkan KKP untuk memeriksa kesehatannya lagi. Ternyata, orang tersebut tidak turun dari kapal saat berada di Jakarta, dia hanya diminta untuk menjaga kapal. Namun, saat tiba di Padang, dia harus mengikat tali di tengah hujan deras. Setelah itu, dia tidak langsung mengganti pakaian basahnya, melainkan membiarkannya kering di tubuhnya. Saat tiba di Sibolga, suhunya meningkat drastis,” cerita Augustia di ruang kerjanya pada hari Senin (30/3).

Meskipun telah mengetahui penyebab demam tersebut, KSOP tetap tidak mengizinkan kru kapal untuk turun. Semua kebutuhan para kru, termasuk makanan dan minuman, disediakan oleh agen kapal. Setelah proses bongkar muat selesai, kapal diperintahkan untuk segera berangkat meninggalkan Sibolga.

“Saya tidak ingin virus ini masuk ke Sibolga. Kami membuat laporan resmi oleh KKP sebelum kapal tersebut diizinkan untuk sandar. Namun, saya tidak memperbolehkan kru kapal tersebut untuk turun. Semua kru tersebut dikarantina, hanya yang sakit tadi yang dibawa ke rumah sakit. Setelah dinyatakan sehat oleh dokter, dia diizinkan pulang. Namun, saya tetap tidak mengizinkan mereka untuk turun. Segala kebutuhan mereka, mereka harus menghubungi agen. Agen tersebut yang akan membeli barang-barang tersebut dan diantarkan ke kapal. Saya memerintahkan untuk memperketat pengawasan dan tidak ada satu pun yang boleh turun,” ujarnya.

Situasi yang sama juga terjadi ketika kapal pengangkut aspal dari Singapura tiba di Pelabuhan Sambas. Tidak satupun kru kapal diperbolehkan untuk turun. Setelah proses bongkar muat selesai, kapal tersebut langsung diperintahkan untuk berangkat meninggalkan pelabuhan demi keselamatan warga Sibolga.

“Tidak ada kru yang diperbolehkan turun. Kapal tersebut, Kapal Enriko, benderanya adalah Indonesia dan semua krunya adalah orang Indonesia. Setelah proses bongkar muat selesai, kapal tersebut langsung diperintahkan untuk berangkat,” pungkasnya.