kantongberita.com, SIBOLGA | Ternyata peran sebagai pengasuh anak dalam rumah tangga tidak hanya bertumpu pada ibu. Peran ayah ditengah-tengah keluarga sebagai pengasuh anak juga sangat penting.
Mengingat belakangan ini banyak anak yang merasa kehilangan sosok seorang ayah dalam tumbuh kembangnya. Sehingga, anak rentan melakukan hal menyimpang, seperti terlibat pergaulan bebas, memakai narkoba dan ikut aksi tawuran.
Fenomena yang sering terlihat, ayah lebih cenderung memfokuskan diri hanya sebagai pencari nafkah dan mengesampingkan perannya yang juga sama dengan ibu dalam hal pengasuhan anak.
Untuk membuka wawasan para kaum ayah tentang pentingnya peran ayah terhadap tumbuh kembang anak, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PP dan KB) Sibolga melakukan sosialisasi di berbagai tempat, termasuk instansi Pemerintah.
Kali ini, Dinas PP dan KB Sibolga menggelar sosialisasi di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sibolga. Sosialisasi tersebut dibuka langsung oleh Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Sibolga Fadlan Siregar.
Pada sosialisasi tersebut, tidak hanya pemaparan yang disampaikan, juga diberikan kesempatan kepada para pegawai BPBD untuk bertanya seputar hubungannya dengan anak ataupun keponakan bagi pria yang belum menikah.
Meski pertemuan singkat, namun pertemuan tersebut sangat bermakna bagi kaum ayah maupun calon ayah yang ada di kantor tersebut.
Menurut Kadis PP dan KB Sibolga Richard M Pangaribuan melalui Veronika Margaret Siregar, PKB Pelaksana Dinas PP dan KB Sibolga, kegiatan sosialisasi ini disingkat dengan GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia).
Adapun tujuan program ini kata Veronika untuk menanggulangi Fatherless atau kondisi dimana seorang anak merasa tidak memiliki sosok ayah atau tidak merasakan kehadiran figur ayah, baik secara fisik maupun psikis, dalam proses tumbuh kembangnya.
“Kita tahu, kurangnya kasih sayang yang diberikan ayah kepada anak di jaman sekarang ini. Karena ayah fokus mencari nafkah atau pencari rezeki. Jadi pengasuhan anak itu di fokuskan kepada ibu. Dalam hal ini Quick Win dari bapak Menteri, Kemendukbangga (Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga) kita menggerakkan kembali bahwa ayah juga fokus pada pengasuhan, pendidikan dan perkembangan anak,” ujar Veronika disela-sela sosialisasi, Selasa (30/9/2025).
Harapannya dari sosialisasi ini, kaum ayah di Indonesia sudah mulai paham bahwa pengasuhan itu bukan hanya diberikan oleh ibu. Karena, ayah dan ibu mempunyai porsi yang sama dalam pengasuhan anak.
“Jadi, sasaran kita ini memang ayah-ayah atau laki-laki di Kota ini. Khususnya Kota Sibolga, ayah atau calon ayah. Jadi sasaran kita juga calon ayah. Calon ayah itu bisa anak sekolah, orang yang belum nikah.
Kepada ayah-ayah, khususnya ayah-ayah yang baru ataupun ayah-ayah yang sudah lama ayolah kita gandeng anak kita, apalagi gen Z.
Gen Z ini butuh komunikasi yang benar-benar menerapkan emosional,” ungkapnya.
Jadi, ayah itu tidak hanya fokus mencari nafkah, karena ibupun bisa mencari nafkah. Seorang ayah harus hadir dimulai dari 1.000 hari pertama kehidupan anak. 1.000 hari pertama itu mulai dari ibu hamil hingga anak berumur 2 tahun dan seterusnnya.
“Jadi ayah sudah fokus pada ilmu parenting bukan hanya fokus sebagai pencari nafkah,” pungkas Veronika.
Hadir pada sosialisasi tersebut Naikbawaty Pasaribu, Sub Koordinator Bina Ketahanan Remaja Dinas PP & KB Sibolga bersama Yonesta, penyuluh keluarga berencana, yang juga sebagai pemberi materi pada sosialisasi tersebut. (red)