Korban Pengeroyokan pada Aksi Demo di Tapteng Resmi Melapor ke Polda

kantongberita.com, MEDAN | Korban pengeroyokan pada aksi demo yang terjadi di depan rumah mantan Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani di jalan Raja Junjungan Lubis, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah pada Jumat (31/10/2025) kemarin melapor ke Polda Sumatera Utara.

Korban berinisial FN dan SPN tersebut hadir di Polda Sumut didampingi Tim kuasa Hukum dari Law Firm Pencerah.

Menurut kuasa hukum kedua korban, laporan yang disampaikan terkait dugaan tindak pidana penganiayaan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 351 Juncto 170 KUHPidana yang dilakukan oleh DS, ARC dan kawan-kawan.

Sekilas dijelaskan oleh Muhammad Ali Panjaitan, kuasa hukum kedua korban. Saat massa aksi bergerak dari simpang DPRD Pandan menuju kantor Bupati Tapteng, diduga saat berada di depan rumah pribadi mantan Bupati Tapteng, ada yang sengaja memprovokasi massa untuk melakukan pelemparan dan pembakaran. Sehingga mengundang terjadi kerusuhan.

“Yang mengakibatkan klien kami FN mengalami pecah pada pelepis dan luka robek di kepala. Sedangkan SPN mengalami pecah pada pelepis dan memar pada lengannya,” jelas Muhammad Ali diamini Rezky Siregar dan Revaldi Nasution, yang menjadi tim kuasa hukum korban.

Diketahui sebelumnya, sejumlah masyarakat menggelar aksi demo ke kantor DPRD Tapteng, menuntut pembentukan pansus, untuk mengaudit anggaran pembangunan kantor Bupati Tapteng.

Namun sayang, aksi tersebut berujung bentrok setelah penanggungjawab aksi menetapkan titik kumpul massa di simpang DPR Pandan. Padahal, sebelumnya massa telah berkumpul di simpang Lampu Merah Pandan.

Massa kemudian bergerak menuju kantor DPRD Tapteng, dengan melintasi rumah kediaman mantan Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani.

Bentrok yang telah diprediksipun terjadi tepat di depan rumah Bakhtiar. Menurut informasi yang beredar, bentrok terjadi setelah terdengar suara provokasi seseorang yang memerintahkan massa untuk melakukan penyerangan.

Sekelompok masyarakat lainnya yang berada di sekitar rumah Bakhtiarpun tersulut dan berusaha melindungi kediaman Bakhtiar. (red)