banner 1600x640

Tak Ada Petugas Lalu Lintas yang Berjaga, Sebuah Bus Pariwisata Lolos Masuk Jalan Rampah-Poriaha dan Nyaris Masuk Jurang

Foto : Bus Pariwisata nyaris masuk jurang di jalan Rampah-Poriaha.

kantongberita.com, TAPTENG | Sebuah Bus Pariwisata lolos masuk jalan Rampah-Poriaha dan nyaris masuk jurang, Rabu (24/12/2025). Padahal, sebelumnya sudah ada larangan bagi kendaraan 6 roda atau lebih untuk melintas dari jalur darurat tersebut.

Kejadian tersebut sempat membuat macet panjang. Sejumlah pengendara mengaku kesal dengan lolosnya Bus tersebut masuk jalur Rampah-Poriaha. Terlebih kepada kendaraan yang hendak mengejar penerbangan ke Silangit.

Menurut warga, hal tersebut disebabkan tidak adanya pengawasan dari petugas lalu lintas, baik dari pihak Polisi Lalu Lintas maupun Dinas Perhubungan.

Diketahui, posisi bus nyaris jatuh tepatnya berada di Dusun Sigarupu, Desa Mardame, Kecamatan Sitahuis, Kabupaten Tapanuli Tengah.

“Di Sigarupu kejadiannya. Inilah kalau gak ada petugas lalu lintas yang berjaga,” kata warga sekitar.

Cerita warga, kejadian tersebut terjadi subuh sekira pukul 5.00 WIB. Karena tidak ada pengawasan dari Instansi berwenang, Bus yang hendak ke arah Sibolga tersebut nekat masuk jalur Rampah-Poriaha.

Karena bobot Bus yang besar dan berat, sehingga badan jalan yang masih labil dan hanya tinggal separuh, akibat amblas pasca bencana banjir serta longsor yang terjadi pada 25 November 2025 lalu, tidak mampu menahan beban.

Sebagian badan jalanpun kembali amblas, dan ban Bus bagian belakang tergantung, nyaris menarik seluruh badan Bus masuk ke jurang.

“Amblas lagi lah jalan itu. Makanya, gantung ban belakangnya. Untung gak masuk ke jurang itu,” ungkap pria yang tak ingin menyebutkan namanya saat di wawancara wartawan.

Bus akhirnya lolos dari maut sekira pukul 10.00 WIB, setelah sebuah excavator dikerahkan menarik. Para pengendaraan, baik yang datang dari arah Tapanuli Utara maupun sebaliknya, yang sudah lama terjebak macet akhirnya melanjutkan perjalanan.

Warga sekitar mengaku kecewa dengan tidak adanya petugas Lalu Lintas yang berjaga di sepanjang jalur darurat tersebut.

Sementara, kendaraan besar sengaja mengambil kesempatan melintas dari jalur tersebut dari pukul 1.00 WIB hingga pukul 5.00 WIB dini hari, tanpa memikirkan kepentingan masyarakat luas.

Karena, kalau jalur tersebut kembali putus, tidak hanya perusahaan pemilik Bus atau truk logging yang dirugikan, melainkan seluruh masyarakat yang memiliki kepentingan akses masuk Kota Sibolga.

Ironisnya, akibat putusnya jalur tersebut mengakibatkan kenaikan harga, terutama kebutuhan pokok.

“Kalau petugas lalu lintas, memang gak ada yang jaga, walaupun siang. Kalau Bus dan truk-truk ini, mereka lewat subuh, waktu masyarakat sudah tidur,” pungkasnya.

Wargapun kembali menyuarakan agar petugas lalu lintas baik dari pihak Kepolisian maupun Dinas Perhubungan agar berjaga di sepanjang jalur Rampah-Poriaha untuk memastikan tidak ada kendaraan berat yang melintas.

“Kami minta kepada Pak Kapolres Tapteng dan Dinas Perhubungan Tapteng agar menempatkan petugas di jalur ini, menunggu semua titik jalan yang rusak selesai diperbaiki. Apalagi sekarang momen Natal dan Tahun Baru, harusnya lebih ekstra penjagaannya,” ujar warga berharap suara mereka didengarkan oleh pihak terkait.

Sebelumnya, warga juga pernah protes dengan truk logging milik PT. Mujur Timber yang nekat masuk jalur Rampah-Poriaha. Hal tersebutpun telah ditanggapi oleh Kapolres Tapteng AKBP Wahyu Endrajaya melalui Kasat Lantas AKP Dela Antomi.

Awalnya, Dela Antomi menjelaskan bahwa hanya kendaraan roda 4 atau yang lebih kecil, yang dapat melintas dari jalur Rampah-Poriaha. Sementara, untuk kendaraan Roda 6 atau yang lebih besar, disarankan untuk melintasi jalur lain, seperti Barus-Pakkat.

“Untuk R6 (kendaraan roda 6) ke atas kita sarankan melalui jalan alternatif Pakat,” kata Kasat Lantas menjawab pertanyaan wartawan terkait aturan melintasi jalan Rampah-Poriaha pasca bencana saat ini, Selasa (23/12/2025).

Karena menurutnya, jalur Rampah-Poriaha masih labil dalam belum sepenuhnya aman untuk dilewati kendaraan.

“Karena kondisi Jalur Rampah sampai Taput masih labil,” ungkapnya.

Diapun kemudian mengimbau para pengendara agar melintasi jalur Barus-Pakkat dan Sibabangun-Tapanuli Selatan, bila hendak bepergian menuju Tapanuli Utara hingga Medan.

“Demi keselamatan dan kelancaran masyarakat kami sarankan R6 ke atas lewat jalur Pakat atau jalur Tapsel melalui Sibabangun,” ungkapnya.

Terkait upaya Sat Lantas Polres Tapteng untuk memastikan tidak ada kendaraan roda 6 atau yang lebih besar lagi melintas dari jalur Rampah-Poriaha, Kasat Lantas mengatakan kalau pihaknya telah mensosialisasikannya lewat media sosial, dengan menancapkan plank himbauan di simpang jalan Rampah-Poriaha.

“Sudah kita sher ke Medsos,” kata Dela Antomi sembari mengirim foto dan video saat mereka memasang plank himbauan bertuliskan, harap berhati-hati, jalan menuju Rampah masih dalam perbaikan. Untuk sementara yang bisa melintas hanya R-2 (kendaraan roda 2) dan R-4 (kendaraan roda 4).

Namun saat diminta tanggapan terkait lolosnya truk logging milik PT. Mujur Timber lewat dari jalan Rampah-Poriaha pada Senin (22/12/2025) sore kemarin, perwira ini hanya memastikan kalau pihaknya telah menyampaikan himbauan baik lewat media sosial dan pemasangan plank di jalan Rampah-Poriaha.

“Yg jelas sudah kita Himbauan untuk keselamatan pengemudinya,” tulisnya lewat pesan singkat WhatsApp. (red)

Image Grid
banner 951x1280
banner 951x1280