Kantong Berita, SIBOLGA-Terkait keluhan para karyawan Hotel Wisata Indah (WI) Sibolga yang dipekerjakan 12 jam perhari, dibenarkan oleh Manager Hotel WI, Mariadi.
Menurutnya, alasan perusahaan memberlakukan kebijakan tersebut karena tingkat hunian Hotel yang belum stabil hingga kini.
“Pada saat ini, Hotel masih melihat situasi setelah kita kembali beroperasi pada bulan Juni 2020. Sampai saat ini tingkat hunian Hotel masih belum stabil. Baru dibulan Juli ini tingkat hunian Hotel mulai kelihatan ada peningkatan, walaupun masih belum normal,” kata Mariadi mewakili pihak pengusaha Hotel WI dalam keterangan persnya.
Dia juga menjelaskan, penghasilan Hotel saat ini, belum dapat menanggung seluruh karyawan. Oleh karena itu, pihaknya memutuskan mengurangi shift.
“Pendapatan dari usaha masih belum bisa meng cover semua karyawan. Sementara waktu, kita mengambil kebijakan untuk mempekerjakan karyawan secara bergilir dengan kebijakan sementara kerja 2 shift,” jelasnya.
Dan kini masih kata Mariadi, pihaknya terus berupaya untuk mengembalikan kondisi karyawan seperti semula.
“Tentunya kita sedang mengkaji sejauh mana perusahaan bisa segera pulih, kembali normal. Sehingga kita akan bisa mempekerjakan seluruh karyawan dengan jam kerja kembali normal menjadi 3 shift. Perusahaan sedang mempertimbangkan untuk segera kembali eksis agar karyawan juga bisa bekerja kembali . Saat ini perusahaan ibarat sedang mencari jati dirinya. Kebijakan ini hanya akan bersifat sementara waktu dan kita akan berusaha semampu kita untuk segera bisa beroperasi secara normal. Tetapi ini juga tergantung dengan situasi global. Maka kita berharap dampak Pandemi Covid-19 ini sendiri dapat segera berakhir,” pungkasnya.
Harapannya, karyawan dapat bersabar dengan kondisi perusahaan saat ini, hingga berangsur kembali normal.
“Kami juga minta pengertian dan kesabaran karyawan semua. Ini demi menyelamatkan ladang tempat kita mencari nafkah selama ini. Jika ini bisa segera kembali normal, tentunya kita juga bisa kembali bekerja secara normal. Situasi ini juga dialami hampir seluruh perhotelan didunia. Saat ini kita sedang bersiap untuk menyongsong era baru, khususnya dunia Industri pariwisata. Mari kita doakan bersama,” imbuhnya.
Ditanya mengenai THR tahun 2020 yang belum lunas dibayarkan, Maridi membenarkannya. Hal tersebut katanya, karena keuangan perusahaan yang belum mampu untuk membayar penuh.
“Untuk THR kita memang komitment untuk membayarkan secara penuh. Tapi kita lihat keuangan kita belum memungkinkan, makanya kita cicil. Tapi kami akan usahakan awal bulan Agustus bisa kita penuhi,” terang Mariadi.
Sama halnya dengan THR, upah karyawan yang tidak sesuai dengan UMK sejak tahun 2018 juga katanya menyangkut keuangan perusahaan yang belum mampu. Ironisnya, Mariadi mencoba berlindung dibalik Pandemi Covid-19.
“UMK tentu kita paham. Saya sudah usulkan ini sejak sebelum ada Pandemi Covid-19. Hal ini sedang kita bahas, tiba-tiba datang Corona. Jadi, ya agak tertunda. Kita sekarang sedang mengupayakan,” pungkasnya.
Sebelumnya, karyawan Hotel WI Sibolga didampingi Ketua SBSI Sibolga-Tapteng, Binsar Tambunan mengancam akan menggelar aksi demo atas kebijakan pihak pengusaha.
Sejak beroperasi kembali Juni 2020, pihak pengusaha malah menerapkan aturan baru yang dinilai mencekik para pekerja Hotel. Dengan mempekerjakan karyawan 12 jam sehari.
Tak hanya itu, sistem pengupahanpun ikut dirubah oleh pihak pengusaha.
Sebelumnya, karyawan diupah dengan hitungan bulan. Sekarang, dengan hitungan hari. (ril/jul/kb)